KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyongsong tahun 2026, PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) memperkuat kinerja dengan menerapkan strategi diversifikasi bisnis. Berdasarkan laporan keuangan, sepanjang Januari-September 2025, pendapatan DVLA naik 2,2% secara tahunan (
year-on-year/YoY) ke Rp 1,62 triliun. Laba bersih pun melonjak 11,5% YoY menjadi Rp 164,3 miliar. Presiden Direktur Darya-Varia Laboratoria, Ian Martin Wibawa Kloer mengungkapkan, perseroan sebenarnya turut merasakan dampak penurunan ekonomi pada awal 2025. Namun, optimalisasi variasi produk menjadi salah satu kunci ketahanan bisnis DVLA.
“Karena kami memiliki diversifikasi yang beragam. Selain obat resep, juga obat-obatan bebas dan konsumer,” jelasnya kepada KONTAN di Jakarta, Sabtu (29/11/2025). Ia melanjutkan, segmen konsumer atau personal care menjadi kontributor utama terhadap capaian penjualan sepanjang tahun.
Segmen ini, kata Ian, berkontribusi sekitar 15% terhadap total penjualan tahun ini. Baca Juga: ESDM Ungkap Cuaca Ekstrem Picu Banjir dan Longsor di Sumatra Adapun segmen konsumer terbagi ke dalam beberapa kategori, yakni kesehatan kulit, pernapasan, suplemen, dan daily relief. Berkat diversifikasi, Ian bilang, saat ada satu kategori yang kinerjanya kurang baik, maka yang lainnya masih mampu menopang. "C
ontohnya seperti Natur-E, salah satu produk yang membantu kami sekali di tahun ini,” jelasnya. Di samping itu, kategori suplemen melalui produk Enervon, serta sejumlah produk untuk batuk dan flu juga disebut bertumbuh. “Kami juga mulai merambah ke segmen makanan dengan tujuan kesehatan
(food with medical purpose),” imbuh Ian. Tak hanya itu, perseroan juga memiliki segmen alat kesehatan (alkes) dengan fokus perawatan luka (
wound care). Sejauh ini, ungkap Ian, kontribusi alkes terhadap bisnis DVLA masih kurang dari 10%. Namun, teranyar, perseroan tengah memperluas cakupan alkes dengan teknologi internet dan
artificial intelligence (AI) melalui produk Divi Lab. Alkes yang baru mendapatkan izin edar beberapa hari lalu ini, kata Ian, dapat digunakan untuk memeriksa beberapa parameter kesehatan, seperti tekanan darah, glukosa, kolesterol, dan asam urat. “Alatnya kecil, lebih
mobile, memudahkan untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, baik untuk pasien maupun care giver,” tuturnya. Sementara itu, teknologi AI dalam alkes ini bertujuan untuk memberikan analisis prediktif untuk menginformasikan indikasi dini adanya risiko kesehatan. Adapun alkes Divi Lab ini ditargetkan untuk meluncur pada Desember 2025. Menurut Ian, kontribusi produk ini ke depan terhadap bisnis perusahaan yang sudah bertahun-tahun tentu tidak instan. “Namun, kami optimistis seiring berjalannya waktu akan memberikan kontribusi yang signifikan,” katanya. Lebih lanjut, Ian menambahkan,
capex perseroan tahun ini difokuskan untuk meningkatkan fasilitas agar tetap memenuhi standar produksi
Good Manufacturing Practice (GMP).
Baca Juga: Strategi Energi Bersih: Gas Tangkulo Topang Kebutuhan PLN EPI Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News