Strategi Ekadharma International dongkrak penjualan tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada 2018, PT Ekadharma International Tbk (EKAD) menargetkan penjualan sebesar Rp 730 miliar naik 13,5% dari penjualan tahun 2017 yang sebesar Rp 643 miliar. Sedangkan target laba bersih tahun 2018 sebesar Rp 80 miliar naik, 6,6% dibandingkan laba tahun lalu sebesar Rp 75 miliar.

Guna mencapai target, Presiden Direktur EKAD, Judi Widjaja Leonardi mengatakan perusahaan akan menaikkan produksi serta meluncurkan produk-produk baru. EKAD tengah menaikkan produksi cloth tape, double sided tape, masking tape, kraft paper tape, opp tape, stationery tape, PVC insulation tape, strech film, PVC marking tape, fiberglass tape, water glue, dan glue stick.

Memperluas cabang juga tak kalah penting bagi EKAD untuk mencapai penjualan dan pendapatan sesuai target. EKAD sendiri memiliki 33 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia untuk memenuhi kebutuhan konsumennya.


Saat ini EKAD tengah menambah lima cabang di beberapa wilayah Indonesia. Misalnya di Cibinong yang sudah dibuka mulai Januari 2018, serta satu cabang di Tangerang Selatan yang sudah beroperasi mulai Mei 2018. EKAD juga membuka cabang di Banda Aceh yang akan beroperasi di kuartal III 2018, serta membuka cabang di Karawang yang juga mulai buka pada kuartal III 2018.

“Kami juga ekspansi cabang kami di Purwokerto, rencananya akan buka di kuartal IV 2018 mendatang, ini akan memudahkan distribusi,” kata Judi Widjaja seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 2018 di Menara Peninsula Hotel, Kamis (17/5).

Sedangkan pada 2017, EKAD juga membuka kantor cabang di Jambi, Kudus, dan Jember. Dengan memperluas dan menambah kantor cabang, Judi Widjaja berharap hal itu akan mempermudah pelanggan, mempercepat distribusi, serta meningkatkan penjualan EKAD.

Judi Widjaja optimistis kinerja perusahaan tahun 2018 akan lebih baik jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk menjamin kelancaran proses produksi, Ia perlu memastikan bahan baku perusahaannya terpenuhi.

Mengenai kompetitor, memang tak banyak kompetitor perusahaan ini. Meskipun ada, kata Judi, misalnya dari China harga jual mereka lebih mahal jika dibandingkan dengan harga yang ditawarkan EKAD. Bahkan, EKAD berencana akan memasarkan produknya ke China.

Pada tahun 2018, EKAD menganggarkan belanja modal sebesar Rp 30 miliar yang digunakan untuk investasi, menambah produk, serta memperluas kantor cabang. Pasar produk Ekad masih banyak di Indonesia. “Penjualan di Indonesia masih paling besar 90%, Malaysia masih sekitar 10% penjualan,” kata Direktur EKAD, Lie Phing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sofyan Hidayat