KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 menjadi tahun yang sulit bagi bisnis minyak dan gas bumi (migas). Tak hanya diterjang tren anjloknya harga minyak dunia, efek gulir dari pandemi corona (covid-19) juga menyebabkan situasi menjadi semakin sulit. Emiten jasa penunjang migas pun atur strategi untuk memitigasi risiko di tahun pandemi, tak terkecuali bagi PT Elnusa Tbk (ELSA). Head of Corporate Communications ELSA Wahyu Irfan mengungkapkan, dampak secara makro di tahun ini lebih kompleks dibandingkan saat tahun 2014-2015. Kala itu, meski harga minyak dunia turun hingga di level US$ 28 per barel, ELSA masih tetap bisa menorehkan pertumbuhan. "Tapi saat ini ada dua persoalan besar. Yaitu covid-19 dan penurunan harga minyak yang menjadi tantangan berat untuk berbagai industri. Ditambah lagi multiplier effect yang dihasilkan dari dua faktor tersebut," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Selasa (27/4).
Strategi Elnusa (ELSA) pertahankan arus kas saat ada gempuran corona dan harga minyak
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 menjadi tahun yang sulit bagi bisnis minyak dan gas bumi (migas). Tak hanya diterjang tren anjloknya harga minyak dunia, efek gulir dari pandemi corona (covid-19) juga menyebabkan situasi menjadi semakin sulit. Emiten jasa penunjang migas pun atur strategi untuk memitigasi risiko di tahun pandemi, tak terkecuali bagi PT Elnusa Tbk (ELSA). Head of Corporate Communications ELSA Wahyu Irfan mengungkapkan, dampak secara makro di tahun ini lebih kompleks dibandingkan saat tahun 2014-2015. Kala itu, meski harga minyak dunia turun hingga di level US$ 28 per barel, ELSA masih tetap bisa menorehkan pertumbuhan. "Tapi saat ini ada dua persoalan besar. Yaitu covid-19 dan penurunan harga minyak yang menjadi tantangan berat untuk berbagai industri. Ditambah lagi multiplier effect yang dihasilkan dari dua faktor tersebut," kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Selasa (27/4).