Strategi insentif baru GoSend di mata akademisi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ramainya pemberitaan soal penyesuaian skema insentif bagi mitra GoSend turut mengundang perhatian banyak pihak.

Direktur Center for Policy and Public Management Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB Yudo Anggoro mengatakan, penyesuaian insentif seperti yang dilakukan GoSend sebenarnya hal biasa di dunia bisnis.

Menurutnya, setiap kebijakan atau strategi perusahaan punya tujuan positif. Seperti halnya insentif di GoSend itu tentunya juga untuk meningkatkan kesejahteraan serta pemerataan pendapatan mitra.


Dia menilai kebijakan insentif baru yang diterapkan GoSend harus dilihat sebagai upaya untuk mendorong produktivitas mitra driver sehingga penghasilnnya bertambah.

Baca Juga: Asperindo: Pemberlakukan insentif baru gosend upaya menjaga kelangsungan bisnis

Apalagi pasar logistik di Indonesia, sejak berkembangnya ekonomi digital, menjadi semakin besar. "Dan yang perlu diingat, ini hanya insentif yang berubah, bukan tarif dasarnya,” kata Yudo dalam pers rilis, Jumat (11/6).

Selain itu, lanjut Yudo, langkah yang diambil perusahaan tentunya sejalan dengan berbagai rencana bisnis yang disiapkan, di mana perusahaan perlu mengambil langkah untuk menjaga kesinambungan bisnisnya.

Namun jika ditilik dari perspektif yang lebih luas, dia menilai Gojek telah membuka dan berupaya memperkuat ekosistem digital ini dengan mempertimbangkan langkah-langkah yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi konsumen, mitra pengemudi dan perusahaan itu sendiri.

“Melalui produk yang dikembangkan oleh anak bangsa ini, kita melihat manfaat lain dalam hal peningkatan lapangan kerja di sektor yang padat karya ini,” imbuhnya.

Yudo berharap dapat dijembatani melalui komunikasi yang baik antara perusahaan dan mitranya sehingga dapat diperoleh solusi yang tepat mengingat hubungan yang dibangun selama ini adalah berdasarkan kemitraan.

Sebelumnya, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira juga memberikan komentarnya bahwa perubahan skema yang diajukan pihak aplikator membuktikan bahwa era bakar uang yang identik dengan para startup sudah mulai berkurang, di mana aplikator mulai berupaya menekan kerugian dan mulai berorientasi pada profitabilitas jangka pendek.

Editor: Yudho Winarto