KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) di Myanmar terganggu. Meski demikian, emiten farmasi ini belum berencana menghentikan ekspansinya di negara yang saat ini tengah dilanda kudeta militer. KLBF sudah berinvestasi Rp 283,35 miliar melalui Kalbe Myanmar Company Ltd. (KMC). Investasi ini untuk membangun fasilitas produksi farmasi. Tapi, kekacauan politik yang tengah terjadi menimbulkan ketidakpastian ekonomi di Myanmar. Menanggapi situasi tersebut, Direktur Utama KLBF Vidjongtius menjelaskan, KLBF sudah merintis bisnisnya di Myanmar sejak 30 tahun lalu. Lamanya pengalaman KLBF di pasar negara ini membuat perusahaan terbiasa mengikuti naik turunnya situasi politik di Myanmar.
Baca Juga: 2 Warga negara Australia dibebaskan dari tahanan rumah di Myanmar
KLBF Chart by TradingView Pengalaman itu juga membuat KLBF selalu beroperasi dengan perhitungan risiko. Salah satu yang dilakukan adalah, mendirikan pabrik di kawasan industri milik pemerintah Myanmar yang bekerjasama dengan Jepang. Pabrik KMC berada di lokasi tersebut. "Saat ini, kondisi di lokasi itu relatif aman," ujar Vidjongtius kepada KONTAN belum lama ini. Pabrik baru bahkan secara fisik sudah selesai. Saat ini tengah dalam proses sertifikaisi. "Hanya, kami perkirakan akan tertunda beberapa saat," imbuh Vidjongtius. Baca Juga: Simak alasan Kalbe Farma (KLBF) ogah hentikan ekspansi di Myanmar Dia memastikan, pihaknya tidak akan menghentikan operasi bisnisnya di Myanmar melainkan sekadar menyesuaikan aktivitas bisnis sesuai dengan kondisi setempat. Sebab, obat-obatan merupakan kebutuhan esensil bagi seluruh masyarakat dunia, tak terkecuali Myanmar. KLBF sudah menyiapkan strategi untuk mengompensasi dampak dari situasi di Myanmar. "Untuk sementara, kegiatan ekspor kami alihkan ke negara Asean lainnya," tandas Vidjongtius. Editor: Noverius Laoli