Strategi Kementerian Investasi Hadapi Tahun Politik dalam Menggaet Investasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) bekerja keras untuk mengejar target investasi di tahun ini.

Seperti yang diketahui, target realisasi investasi tahun ini meningkat Rp 200 triliun menjadi Rp 1.400 triliun dari tahun 2022 yang sebesar Rp 1.200 triliun.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, lembaga dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tahun ini bisa berada direntang 4,8% hingga 5%. Artinya, ini bisa menjadi modal bagi pemerintah untuk bisa optimis mengejar target investasi di tahun ini.


Hanya saja, dalam menggaet investasi, pemerintah masih akan menghadapi tantangan di tahun ini terlebih lagi tahun 2023 sudah memasuki tahun politik. Dengan kondisi tersebut, Bahlil mengakui, investor akan cenderung wait and see.

Baca Juga: Realisasi Investasi Sepanjang 2022 Naik 34% Menjadi Rp 1.207 Triliun

"Namun satu hal, kita punya persoalan tahun 2023 itu tahun politik, namanya tahun politik itu biar pun sumpah potong kucing, itu pasti ada perasaan wait and see," ujar Bahlil saat ditemui di Kementerian Investasi/BKPM, " Selasa (24/1).

Tidak tinggal diam, Bahlil memiliki cara untuk menghadapi tantangan tersebut. Bahlil bilang, stabilitas merupakan kunci rahasia agar Indonesia dapat menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga berdampak kepada investasi.

Stabilitas yang dimaksud adalah jaminan stabilitas politik, keamanan, maupun kebijakan yang berkelanjutan. Oleh karena itu, dirinya mengharapkan keterkaitan seluruh pihak untuk bisa menjaga perekonomian Indonesia di tahun ini.

Baca Juga: Realisasi Investasi Selama Kuartal IV-2022 Capai Rp 314,8 Triliun

"Harus kita menjaga stabilitas dan hari ini hampir semua pemimpin-pemimpin dunia itu bicara tentang stabilitas. Bloomberg bicara tentang ekonomi global, ekonomi nasional, itu berbicara tentang stabilitas, karena hanya itu yang hanya menyelamatkan kita," pungkas Bahlil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli