JAKARTA. Hingga semester I 2016, PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan kenaikan rasio kredit bermasalah di sektor infrastruktur. Angkanya terbilang cukup tinggi, yaitu 133 bps menjadi 2,34%. Jika dilihat dari statistik, kenaikan ini disebabkan karena penambahan jumlah kredit macet melebihi pertumbuhan kredit di sektor ini. Direktur Risk Management and Compliance Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, walaupun perusahaan mengalami kenaikan NPL infrastruktur dan konstruksi, namun jika dibandingkan dengan industri masih lebih baik. “Kenaikan NPL infrastruktur ini disebabkan oleh beberapa sektor seperti konstruksi minyak dan gas,” ujar Siddik kepada KONTAN, Minggu, (21/8). Untuk mengatasi kredit macet di sektor infrastruktur, Mandiri mempunyai lima formula utama. Pertama adalah dengan memilih bowheer atau pemilik proyek yang mempunyai reputasi baik. Hal ini untuk meyakini kemampuan pemilik proyek membayar kewajiban ke kontraktor.
Strategi Mandiri saat NPL infrasrtruktur naik
JAKARTA. Hingga semester I 2016, PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan kenaikan rasio kredit bermasalah di sektor infrastruktur. Angkanya terbilang cukup tinggi, yaitu 133 bps menjadi 2,34%. Jika dilihat dari statistik, kenaikan ini disebabkan karena penambahan jumlah kredit macet melebihi pertumbuhan kredit di sektor ini. Direktur Risk Management and Compliance Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin mengatakan, walaupun perusahaan mengalami kenaikan NPL infrastruktur dan konstruksi, namun jika dibandingkan dengan industri masih lebih baik. “Kenaikan NPL infrastruktur ini disebabkan oleh beberapa sektor seperti konstruksi minyak dan gas,” ujar Siddik kepada KONTAN, Minggu, (21/8). Untuk mengatasi kredit macet di sektor infrastruktur, Mandiri mempunyai lima formula utama. Pertama adalah dengan memilih bowheer atau pemilik proyek yang mempunyai reputasi baik. Hal ini untuk meyakini kemampuan pemilik proyek membayar kewajiban ke kontraktor.