KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) beradaptasi usai masa pandemi Covid-19. Seiring industri yang sudah ternormalisasi, MARK mengejar level pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding masa sebelum pandemi. Presiden Direktur Mark Dynamics Indonesia Ridwan Goh membeberkan, permintaan terhadap sarung tangan melonjak signifikan sejalan dengan munculnya berbagai varian Covid-19 di era pandemi. Setelah berubah menjadi endemi, permintaan terhadap sarung tangan tidak lagi agresif. Kinerja MARK ikut terimbas, dengan top line dan bottom line yang kompak turun pada kuartal I-2023. MARK mencetak penjualan sebesar Rp 130 miliar, ambles 64% dibandingkan kuartal I-2022.
Penjualan ekspor dan lokal mengalami penurunan secara tahunan masing-masing 66,13% dan 54,34%. Laba bersih MARK pun terpangkas 75,62% menjadi Rp 30,50 miliar per Maret 2023. Baca Juga: Simak Jadwal Pembayaran Dividen Mark Dynamics (MARK) Rp 133 Miliar Penyebab utama penurunan kinerja MARK adalah kondisi kelebihan pasokan (oversupply). "Pada 2021 terjadi produksi besar-besaran untuk mengantisipasi lonjakan permintaan selama covid-19, akibatnya pasar global sarung tangan kesehatan mengalami oversupply," kata Ridwan kepada Kontan.co.id, Jumat (9/6). Permintaan sarung tangan yang naik tinggi sejak tahun 2021, baru mengalami koreksi dan ternormaliasi saat memasuki akhir tahun 2022. Sehingga jika dibandingkan dari kuartal ke kuartal, kinerja MARK pada kuartal I-2023 justru mengalami pertumbuhan. Ridwan memaparkan, penjualan MARK pada kuartal I-2023 naik hampir 50% dibandingkan kuartal IV-2022. Sedangkan laba bersih tumbuh 20% secara kuartalan. "Hal ini memperlihatkan industri sarung tangan secara bertahap kembali menunjukkan rebound," imbuh dia. Baca Juga: Genjot Kinerja, Mark Dynamics Indonesia (MARK) Siap Memperluas Pasar Ekspor Sentimen positif datang dari mulai naiknya harga jual rata-rata produsen sarung tangan di China dan Malaysia. Over produksi di saat pandemi juga sudah mulai mendekati masa pakai, sehingga produsen sarung tangan harus memproduksi sarung tangan yang baru lagi. "Kami optimis permintaan cetakan akan tumbuh dari pelanggan kami yang sudah ada dan ditambah dengan permintaan pelanggan baru," kata Ridwan. Katalis lain pendorong lainnya adalah munculnya regulasi pemakaian PPE (Personal Protektif Equiptment) masker dan sarung tangan pada beberapa industri di negara berkembang. Hal ini akan mengerek permintaan cetakan sarung tangan sebagai salah satu bahan memproduksi sarung tangan medis dan industrial. Baca Juga: Ini Strategi Mark Dynamics (MARK) untuk Kejar Target Pertumbuhan Kinerja 2023