KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT MPX Logistics International Tbk (MPXL) menyiapkan sejumlah strategi untuk mendongkrak pendapatan dan memperbaiki perolehan laba pada tahun 2026. MPXL menargetkan pertumbuhan pendapatan minimal 50% dibandingkan capaian tahun ini. Direktur Utama MPX Logistics International, Wijaya Candera mengungkapkan bahwa MPXL bakal mengoptimalkan strategi diversifikasi bisnis, termasuk dengan pengembangan angkutan komoditas. Selain menggarap bisnis pengangkutan material untuk kontruksi dan infrastruktur, MPXL juga akan mengangkut komoditas Crude Palm Oil (CPO). MPXL juga menggelar ekspansi pada segmen bisnis penjualan (trading). Tak hanya material semen curah dan fly ash, MPXL juga bakal menjajal bisnis penjualan batu split dan trading batubara. Wijaya optimistis pengangkutan CPO dan trading batubara bakal mengungkit pendapatan MPXL pada tahun depan.
"Target kami untuk 2026, mencapai minimal 50% pertumbuhan 2025 dari sisi pendapatan. Kalau dari sisi laba kami targetkan lebih baik dari 2025. Strateginya diversifikasi bisnis, dari trucking semen ke CPO dan trading batubara di pasar domestik," kata Wijaya saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (26/12/2025).
Baca Juga: APPBI: Minat Belanja Nataru Naik, Konsumen Pilih Produk Harga Terjangkau Sembari menyongsong tahun 2026, fokus MPXL pada akhir tahun ini adalah memperbaiki kinerja bisnis dan keuangannya. Sampai dengan kuartal III-2025, performa MPXL sedang lunglai. Pendapatan MPXL merosot dan berbalik menanggung kerugian. Pendapatan MPXL turun 38,21% secara tahunan atau
year on year (yoy) dari Rp 147,97 miliar menjadi Rp 91,42 miliar hingga September 2025. Sumber utama pendapatan MPXL berasal dari jasa ekspedisi sebesar Rp 54,74 miliar dan penjualan material sebesar Rp 34,73 miliar. Kedua bisnis utama MPXL itu sedang kompak menukik selama periode sembilan bulan 2025. Pendapatan jasa ekspedisi MPXL menyusut 24,62% (yoy), sedangkan penjualan material anjlok 52,85% (yoy). Secara
bottom line, MPXL pun berbalik menanggung kerugian sebesar Rp 5,70 miliar hingga September 2025. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu MPXL mampu meraih laba bersih sebesar Rp 12,11 miliar.
Terdampak Efisiensi Pemerintah
Wijaya mengungkapkan bahwa kinerja MPXL pada tahun ini terdampak efisiensi anggaran pemerintah, termasuk di sektor infrastruktur. Perolehan kontrak dari pemerintah menjadi sangat terbatas, sehingga MPXL fokus mengandalkan kontrak dari sektor swasta. "Proyek infrastruktur cenderung minim, jadi pada tahun 2025 kami fokus ke proyek-proyek swasta. Kami mengejar penambahan
customer baru dari swasta," kata Wijaya. Menurut Wijaya, perbaikan kinerja mulai tampak pada kuartal IV-2025. Dengan sejumlah proyek yang mulai berjalan, Wijaya meyakini MPXL bisa kembali membukukan laba bersih pada periode akhir tahun ini. "Pada kuartal keempat kami rebound dengan jalannya beberapa proyek baru yang kami dapatkan dari swasta. Untuk kuartal keempat harusnya kami bisa kembali membukukan laba bersih," ungkap Wijaya. Secara operasional, per September 2025 MPXL memiliki 137 unit armada truk dan enam unit armada alat berat. Seiring penambahan pelanggan, pada tahun ini MPXL menambah sekitar 20 unit armada truk. MPXL menyiapkan belanja modal atau c
apital expenditure (capex) sebesar Rp 50 miliar untuk tahun ini. Tetapi, Wijaya menyampaikan penyerapan capex sampai akhir tahun kemungkinan hanya sekitar 50% dari anggaran. Sisa dari capex tahun ini akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan capex pada tahun 2026, yang diestimasikan mencapai Rp 50 miliar - Rp 100 miliar. MPXL bakal kembali menambah armada truk, khususnya untuk menopang diversifikasi bisnis ke angkutan CPO. "Kami sudah mulai diversifikasi bisnis ke angkutan CPO dengan truk tangki. Ke depan kami akan perbanyak truk tangki CPO, sehingga tidak fokus hanya infrastruktur saja," tandas Wijaya.
Baca Juga: Kaleidoskop 2025: Ini Daftar Merek Mobil Baru yang Masuk Indonesia Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News