Strategi Panin Syariah bukukan KPR Rp 600 miliar



JAKARTA. Persaingan bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) semakin sengit. Munculnya program sejuta rumah mendorong perbankan menawarkan bunga murah.

Hal ini tak cuma berdampak pada bank-bank konvensional. Perbankan syariah mulai putar otak menghadapi persaingan baru ini.

Simak saja strategi yang disiapkan Bank Panin Syariah. Sebagai pemain baru di bisnis KPR, Panin Syariah fokus menggarap KPR untuk segmen menegah dengan harga kisaran Rp 300 juta sampai 400 juta.


"Tentunya dengan skema kepastian angsuran selama tenor pembiayaan menggunakan produk MMQ tiering," tutur General Manager Business Panin Syariah S. Budi Darsono kepada KONTAN, pekan lalu (12/2).

Panin Syariah juga bakal meningkatkan SLA bisnis proses pembiayaan KPR, sehingga ada kepastian dan kecepatan dalam memproses permohonan KPR nasabah.

Selain itu, kata Budi, pihaknya juga mengembangkan produk baru KPR inden dengan skema MMQ yang memiliki loan to value (LTV) lebih menarik dibanding produk KPR bank konvensional. Sekadar informasi, semakin besar LTV dari bank, semakin kecil uang muka yang boleh dibayarkan nasabah. 

Tak cukup, bank syariah pertama yang mencatatkan sahamnya di bursa efek juga mengembangkan pemasaran melalui program company collective, khusus untuk karyawan-karyawan suatu perusahaan, dan juga untuk komunitas yang memenuhi kriteria.

Produk KPR Panin Syariah bertajuk KPR Pas iB baru meluncur pada April 2015 lalu. Hingga akhir 2015, total realisasi pembiayaan baru mencapai Rp 100 miliar. Dengan strategi yang disiapkan, Budi memasang target tinggi untuk pembiayaan KPR tahun ini. "Target pembiayaan KPR tahun ini sekitar Rp 600 miliar," kata Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia