Strategi penerbit bertahan di era e-book



KONTAN.CO.ID - Permintaan buku cetak yang mulai turun karena tergantikan oleh buku digital, berdampak kepada pelaku bisnis penerbitan buku. Penerbit menyiasati dengan berbagai macam cara untuk bertahan. 

Yadi Saeful Hidayat, Chief Execitive Officer (CEO) PT Mizan Pustaka mengatakan, peluang buku cetak atau fisik di Indonesia masih menjanjikan. Untuk menghadapi beban seperti pajak yang tinggi serta persaingan dengan digital publishing, Mizan menerapkan beberapa strategi. Di antaranya dengan inovasi dalam pengemasan produk, promosi yang kreatif, dan menekan ongkos produksi seefisien mungkin.

Inovasi dalam pengemasan produk yang dilakukan oleh PT Mizan Pustaka merupakan salah satu bukti bahwa Mizan juga mulai menerapkan digital publishing untuk menarik konsumen. Pengemasan produk dilakukan dengan menyediakan buku dalam format buku cetak dan e-book.


Selain itu Mizan juga mengembangkan buku cetak yang ditambahkan ke perangkat digital seperti Augmented Reality (AR). Produk buku yang terintegrasi dengan AR ini adalah produk buku untuk anak-anak atau buku interaktif.

Selama dua tahun ini Mizan sudah memulai pengembangan ke arah digital publishing ini. "Tidak hanya buku yang terintegrasi dengan aplikasi, namun ada juga applikasi yang harus dibeli sendiri atau terpisah dari buku," ujar Yadi kepada KONTAN, Selasa (12/9).

PT Gramedia Asri Pustaka juga sudah mengembangkan aplikasi semacam AR sejak 2-3 tahun lalu. Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan penjualan buku.

Sekertaris Perusahaan PT Gramedia Asri Media, Yosef Adityo mengatakan, produk aplikasi tersebut termasuk dalam salah satu buku interaktif yang dibuat oleh Gramedia untuk anak-anak. Selain itu sejak tahun lalu, Gramedia sudah mengembangkan GramediaBook Tablet, sebagai produk pengganti buku sekolah. Hingga saat ini sudah ada 5 sekolah yang yang menggunakan GramediaBook Tablet untuk kegiatan edukasi di sekolah.

Saat ini Gramedia sedang kolaborasi dengan penulis buku dan industri film untuk memproduksi film berdasarkan novel. Hasil kolaborasi ini tidak hanya dengan mengeluarkan produk film tetapi juga turunannya seperti penjualan merchandise, games, dan lainnya.

Gramedia juga berusaha meningkatkan penjualan lewat promosi buku, memberikan pilihan penulis yang bermacam-macam kepada konsumen, serta kerjasama dengan layanan perpustakaan digital seperti e-jakarta dan e-pusnas.

Sejak 3 tahun lalu Gramedia sudah memulai mengonversi buku cetak ke e-book. Hingga saat ini sudah ada sekitar 13.000 e-book, dengan target akhir tahun mencapai 14.000 e-book.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini