KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti Bali terus menunjukkan pertumbuhan pesat setelah lepas dari Pandemi Covid-19. Kini geliat pembangunan di Pulau Dewata begitu masif, menarik perhatian investor lokal hingga mancanegara. Menurut data REID, pendapatan sektor properti Bali mencapai US$ 142 juta pada Juni 2024, naik 33% dari bulan sebelumnya. Sementara itu, BPS Bali mencatat lebih dari 6,3 juta wisatawan asing mengunjungi Bali sepanjang 2024, melampaui angka sebelum pandemi. Tahun ini, Bali membidik 17 juta kunjungan, dengan target 6,5 juta turis mancanegara. Strategi pemerintah yang mengedepankan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan berhasil menarik wisatawan berdaya beli tinggi. Efeknya, lonjakan permintaan properti residensial di kawasan populer seperti Canggu, Seminyak, dan Ubud tak terelakkan. Vila-vila di lokasi strategis bahkan mampu mencetak rental yield hingga 15–25% per tahun—jauh di atas rata-rata global yang hanya 5%.
Strategi Pengembang Menangkap Peluang dari Pertumbuhan Investasi Properti di Bali
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar properti Bali terus menunjukkan pertumbuhan pesat setelah lepas dari Pandemi Covid-19. Kini geliat pembangunan di Pulau Dewata begitu masif, menarik perhatian investor lokal hingga mancanegara. Menurut data REID, pendapatan sektor properti Bali mencapai US$ 142 juta pada Juni 2024, naik 33% dari bulan sebelumnya. Sementara itu, BPS Bali mencatat lebih dari 6,3 juta wisatawan asing mengunjungi Bali sepanjang 2024, melampaui angka sebelum pandemi. Tahun ini, Bali membidik 17 juta kunjungan, dengan target 6,5 juta turis mancanegara. Strategi pemerintah yang mengedepankan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan berhasil menarik wisatawan berdaya beli tinggi. Efeknya, lonjakan permintaan properti residensial di kawasan populer seperti Canggu, Seminyak, dan Ubud tak terelakkan. Vila-vila di lokasi strategis bahkan mampu mencetak rental yield hingga 15–25% per tahun—jauh di atas rata-rata global yang hanya 5%.