KONTAN.CO.ID - PT SUCOFINDO kembali menggelar sesi talkshow Cerita Bersama SUCOFINDO (CARBON) bertajuk “Strategi Perolehan Nilai Maksimal Inovasi Sosial dan Social Return on Investment (SROI)”, secara daring. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perhelatan Environmental and Social Innovation Awards (ENSIA) 2023, yang sebelumnya telah sukses terlaksana pada September 2022. “Perhelatan ini sebagai komitmen PT SUCOFINDO dalam mendorong perusahaan atau pelaku industri untuk konsisten menjaga lingkungan dan pemberdayaan masyarakat,” kata Direktur Komersial PT SUCOFINDO Darwin Abas. Selanjutnya, Kepala Unit Kerja PT SUCOFINDO Cabang Semarang Wahyudi Arief menyampaikan bahwa perolehan nilai inovasi sosial dan social return on investment (SROI) menjadi parameter pencapaian PROPER EMAS. Sebagaimana diketahui “PROPER EMAS ialah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan level tertinggi dalam pengelolaan lingkungan yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dengan beberapa indikator penilaian yang terukur,” kata Wahyudi.
Strategi Penilaian Maksimal PROPER EMAS, SUCOFINDO Gelar Rangkaian Talkshow CARBON
KONTAN.CO.ID - PT SUCOFINDO kembali menggelar sesi talkshow Cerita Bersama SUCOFINDO (CARBON) bertajuk “Strategi Perolehan Nilai Maksimal Inovasi Sosial dan Social Return on Investment (SROI)”, secara daring. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perhelatan Environmental and Social Innovation Awards (ENSIA) 2023, yang sebelumnya telah sukses terlaksana pada September 2022. “Perhelatan ini sebagai komitmen PT SUCOFINDO dalam mendorong perusahaan atau pelaku industri untuk konsisten menjaga lingkungan dan pemberdayaan masyarakat,” kata Direktur Komersial PT SUCOFINDO Darwin Abas. Selanjutnya, Kepala Unit Kerja PT SUCOFINDO Cabang Semarang Wahyudi Arief menyampaikan bahwa perolehan nilai inovasi sosial dan social return on investment (SROI) menjadi parameter pencapaian PROPER EMAS. Sebagaimana diketahui “PROPER EMAS ialah Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan level tertinggi dalam pengelolaan lingkungan yang dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), dengan beberapa indikator penilaian yang terukur,” kata Wahyudi.