KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Sepatu Bata Tbk (
BATA) menganggarkan belanja modal sebesar Rp 60 miliar di tahun 2019. Rencananya dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi ritel dan juga pemeliharaan mesin. Hatta Tutuko, Direktur Sepatu BATA menjelaskan sumber dana tersebut masih dari internal perusahaan. Dana tersebut akan digunakan untuk merenovasi 50 toko lama dan juga menambah 50 toko baru. "Kami juga mengganti mesin dan merawat mesin lama. Tapi tidak ada kenaikan kapasitas produksi tahun ini," kata Hatta dalam papparan publik di gedung Kantor BATA, Kamis (27/6).
Saat ini untuk penjualan domestik komposisinya 99%. Sedangkan hanya 1% dari ekspor. Manajemen fokus untuk penguatan distribusi dalam negeri. Sekedar info dari total keseluruhan penjualan BATA di dalam negeri ada sebanyak 35% yang diserap dari pabrik di Purwakarta. Sedangkan sekitar 30% berasal dari supllier lokal dan sisanya berasal dari impor. Komposisi tersebut mirip dengan hasil tahun lalu. PT Sepatu Bata Tbk (BATA) menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 11% dibandingkan penjualan tahun 2018. Naik dari periode tahun lalu yang sebanyak Rp 992,69 miliar. Guna mencapainya, BATA telah mempersiapkan sejumlah strategi bisnis dan pemasaran. Pertama, Bata akan ekspansi dalam hal penambahan gerai sebagai upya penyebaran produk dan lebih mendeaktkan brand pada konsumen. Di semester pertama 2019, Bata telah membuka 30 toko baru. Hingga akhir kuartal I-2019, jumlah seluruh gerai BATA di Indonesia mencapai 530 gerai. Ditargetkan sampai akhir tahun ada 554 toko baru. "Kami berencana untuk buka di daerah yang belum pernah ada gerai BATA. Seperti di Indonesia bagian tengah dan timur,"jelasnya. Selain membuka gerai baru, Bata juga akan merenovasi gerai lama dengan menghadirkan konsep baru bernama Red Angle. Hal ini sebagai upaya menarik konsumen dan meningkatkan citra Bata sebagai merk fashion. Untuk menghadapi tantantangan dunia retail, Bata juga mengadaptasi strategi global baru diluncurkan di seluruh dunia yakni New Arrival Every Friday. Bata menjanjikan ketersediaan kolesi baru setiap minggunya yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Mulai dari sandal, sepatu casual, sepatu kerja hingga sepatu anak. Ricardo Lumalessil, Direktur BATA menjelaskan dari strategi global tersebut membuat manajemen harus mengubah mindset konsumen. Sebab selama ini BATA lebih dikenal menyasar ke produk menengah ke bawah. Sedangkan saat ini juga mengejar pasar menengah ke atas. "Kami tak mau dikenal sebagai produk murah. Tapi produk sepatu yang nyaman dan stylish," jelasnya.
Alhasil dengan adanya tambahan manfaat tersebut membuat manajemen pelan-pelan menaikkan harga jual produk. Namun tetap memperhatikan kemampuan daya beli konsumen. Dari sisi produk, Bata juga terus berinovasi untuk menghadirkan koleski terbaru yang memadukan kenyamanan dan tren terkini untuk menjawab kebutuhan konsumen. Model sepatu terbaru Bata mengambil insipirasi dari tren spatu global yang salah satunya koleksi Red Label yang baru saja diluncurkan tahun 2018. Koleksi ini dikembangkan bersama merk sepatu dunia, Aldo. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini