Strategi Simas saham Unggulan meraup cuan



JAKARTA. Untuk mengejar imbal hasil atau return optimal, manajer investasi membidik saham-saham berfundamental kuat yang masih murah. Strategi ini juga diterapkan oleh PT Sinarmas Asset Management dalam mengelola reksadana Simas Saham Unggulan.

Direktur Sinarmas Asset Management Jamial Salim mengatakan strategi tersebut berpeluang memberikan return tinggi bagi investor. Sinarmas  memilih saham-saham yang menunjang pertumbuhan ekonomi Indonesia seperti, sektor infrastruktur, konstruksi serta turunannya. "Kami juga masuk ke saham sektor konsumer dan turunannya," ujar Jamial.

Menilik fund fact sheet Desember 2014, produk ini memiliki porsi saham hingga 88,14%. Sedangkan sisanya sekitar 11,86% merupakan deposito dan giro. Adapun lima besar saham yang digenggam antara lain emiten BMRI, ELSA, MEDC, PTPP dan WTON.


Dengan strategi tersebut, reksadana ini mampu membagikan return 45,39% sepanjang  tahun 2014. Kinerja produk ini menempati posisi kedua mengalahkan reksadana saham lainnya pada periode yang sama.

Return tersebut juga mengungguli kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tercatat sebesar 22,29%. Demikian juga dengan rata-rata return reksadana saham yang sebesar 27,86%.

Investor cukup menyiapkan dana minimal Rp 100.000 sebagai minimum investasi awal dan investasi selanjutnya. Kemudian investor akan dikutip biaya penjualan unit maksimum 2%.

Adapun biaya penjualan kembali maksimum 1,5% dan biaya manajer investasi maksimum 2,5% per annum. Lalu ada biaya bank kustodian maksimum 0,25% per annum.

Pengamat Ekonomi Hans Kwee memperkirakan, kinerja produk reksadana ini akan menyerupai IHSG. Sejumlah saham yang menjadi aset dasar, seperti PTPP dan WTON akan menopang kinerja produk ini. "Kinerja dua saham tersebut tahun ini akan bagus," tutur dia.

Sedangkan kinerja ELSA dan MEDC diperkirakan akan tertekan pada semester I-2015 akibat anjloknya harga minyak. Namun, kedua saham perusahaan tersebut diprediksi akan membaik pada semester II.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia