KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memiliki tiga strategi di antaranya jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang untuk mencapai target swasembada energi yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Penegasan Presiden Prabowo disampaikan dalam beberapa kesempatan baik saat Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden, Pengumuman Menteri Kabinet Merah Putih serta Sidang Paripurna Kabinet. Swasembada energi merupakan salah satu dari 17 program prioritas Presiden Prabowo dalam kepemimpinannya di bawah visi Asta Cita. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan hulu migas memiliki strategi jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang untuk berkontribusi dalam mewujudkan target swasebada energi.
Baca Juga: Impor Migas Naik Menjadi Rp 416 Triliun per September 2024 Dwi mengungkapkan bahwa pemerintah telah melakukan perubahan-perubahan sistem fiskal, perpajakan, dan mengguyur insentif untuk menjamin keekonomian lapangan. Setelah dorongan tersebut diberikan oleh pemerintah, kontraktor migas diminta untuk menaikkan produksi siap jual alias lifting minyak. Untuk strategi jangka pendek, SKK Migas bakal mengagresifkan kegiatan-kegiatan seperti pengeboran,
walkover, dan
wellservice. SKK Migas menargetkan pengeboran sumur pengembangan lebih dari 1.000 sumur tiap tahunnya, mereaktivasi idle well sebanyak 1.000 sampai dengan 1.500 sumur per tahun. "Kita harus meningkatkan pengeboran itu jauh lebih dari itu, sehingga saat ini mungkin jangka pendeknya kita harus 1.000 sudah naik ke 1.200 atau 1.300 sumur, di mana potensinya adalah lapangan-lapangan yang punya cadangan-cadangan yang sudah ada itu harus segera bisa diproduksi," kata Dwi di Jakarta, Selasa (29/10). Untuk jangka menengah, SKK Migas mendorong pengembangan temuan-temuan yang ada sebelumnya namun belum dikembangkan dengan baik. "Jadi ada temuan-temuan di masa yang lalu kita kumpulkan ini itu yang belum dikembangkan, belum diusulkan jadi lapangan yang dikembangkan. Padahal ini kan
costnya sudah keluar jadi ini yang pertama yang kita akan kejar kepada KKKS," ujar Dwi. Selain itu, untuk jangka menengah SKK Migas berupaya melakukan percepatan proyek seperti Proyek Strategi Nasional (PSN) yaitu Masela, AKM, IDD+ Geng North, UCC dan pengembangan area Andaman.
Baca Juga: Kolaborasi Jadi Kunci Keberhasilan dari Tujuan Net Zero Emission Lebih lanjut, untuk jangka panjangnya, SKK Migas akan menggember eksplorasi dengan target 5 lapangan besar dalam status penentuan status eksplorasi (PSE) per tahun. Pengeboran eksplorasi
targeting giant prospect rata-rata 54 sumur tiap tahun. "Nah
long term adalah eksplorasi. Ada kemarin di eksplorasi kita bagaimana ini untuk arah eksplorasi. Kita punya target untuk
giant prospect ya dengan 54 sumur. Kemudian kita punya 5 lapangan
big fish, target kita adalah tiap tahun ada yang PSE," ungkap Dwi. Dwi mengungkapkan ada 60 WK siap lelang dalam waktu lima tahun ke depan dan diharapkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bisa mendalami. Dwi menyebut saat ini sudah banyak investor hulu migas kembali melakukan eksplorasi di Indonesia, baik yang sudah
joint study seperti di West Andaman yaitu Exxon dan di area Sumatera Utara ada
joint study Barong oleh INPEK, Mubadala juga di Andaman, dan lain-lain.
"Dengan potensinya, saya kira ini mudah-mudahan menjadi prospek yang akan dilakukan oleh hulu migas untuk berkontribusi baik di 100 hari ini [pemerintahan Prabowo] maupun nanti jangka 5 tahun ke depan," pungkas Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati