Strategi SRIL hilangkan dampak rugi kurs



JAKARTA. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) sudah mulai mengantisipasi dampak rugi kurs akibat pelemahan rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). SRIL menghilangkan rugi kurs dengan mengubah pembukuan laporan keuangannya ke satuan dollar AS.

Welly Salam, Sekretaris Perusahaan SRIL mengatakan, laporan keuangan Kuartal IV 2014 dan laporan tahunan SRIL sudah akan tersaji dalam format baru tersebut.

Dengan begitu, produsen tekstil yang biasa disebut Sritex ini yakin, rugi kurs tidak menghambat pertumbuhan laba bersih perseroan lagi. "Dengan begitu akan terlihat jelas bagaimana performa laba bersih perseroan," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (6/1).


Maklum, SRIL tergolong emiten yang sangat rentan dengan pelemahan nilai tukar. Soalnya, sebagian besar aset, liabilitas, dan penjualan perusahaan diperoleh dalam mata uang dollar AS. Sebagian besar produk SRIL juga diekspor ke luar negeri. "Dengan begitu volatilitas nilai tukar tidak akan menjadi kecemasan lagi," kata dia.

Pada kuartal III-2014, rugi kurs SRIL yang belum terealisasi melonjak 372,5% dari Rp 21,42 miliar ke posisi Rp 101,21 miliar. Tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan sebesar Rp 8 triliun, naik dari target tahun 2014 yang sebesar Rp 7,1 triliun.

Sampai September 2014, SRIL membukukan penjualan Rp 5,13 triliun. Di situ, porsi ekspornya mencapai 53% atau Rp 2,72 triliun. Penjualan benang Rp 1,45 triliun, kain jadi Rp 856,53 miliar, pakaian jadi Rp 342,75 miliar, dan kain mentah Rp 76,19 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie