Strategi taksi konvensional genjot kinerja 2017



JAKARTA. Pebisnis taksi konvensional mulai mempersiapkan strategi bisnis untuk bisa mencetak pertumbuhan kinerja di tengah gempuran taksi-taksi online. Misalnya, PT Blue Bird Tbk yang berencana melanjutkan pengembangan IT khususnya untuk aplikasi MyBluebird.

"Pengembangan akan disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang ada agar dapat melayani pelanggan." kata Adrianto Djokosoetono, Direktur Blue Bird, Rabu (4/1).

Selain melanjutkan pengembangan aplikasi yang sudah ada, Blue Bird juga menjajaki kerjasama dengan perusahaan taksi berbasis aplikasi. Pada pertengahan 2016, perusahaan sudah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Gojek Indonesia.


Adrianto mengungkapkan, dalam waktu dekat kedua belah pihak akan melakukan pengumuman terkait perkembangan dari MoU tersebut. Hanya saja, dia tidak mau berkomentar banyak ke mana arah dari rencana kerja sama tersebut.

Di tengah tekanan yang dihadapi bisnis taksi, Blue Bird juga terus melakukan pengembangan bisnis rental mobil dan bus. Sejak awal Desember 2016, perusahaan transportasi ini mulai berkoleaborasi dengan pengelola destinasi-destinasi wisata untuk meningkatkan utilisasi armada bus yang mereka punya melalui program Big Bird Jalan-jalan.

Dengan menggandeng kerjasama pengelola destinasi wisata, perusahaan berkode saham BIRD berharap pendapatan dari lini bus bertumbuh. Program Big Bird Jalan-jalan ditawarkan ke sejumlah destinasi wisata seperti sekitar Bandung, Cirebon dan Bogor. Di samping Big Bird Jalan-Jalan, Perusahaan ini juga sudah mulai mengembangkan bisnis shuttle service di seputar Jabodetabek. Namun, manajemen perseroan belum mau menyampaikan berapa target pertumbuhan bisnis non taksi lewat startegi-startegi tersebut.

Sejalan dengan startegi-strategi bisnis tersebut, Blue Bird masih akan melakukan pengadaan armada tahun ini. Adrianto bilang, perkembangan armada tetap akan disesuaikan dengan perkembangan market, baik taksi, rental car dan bus. Yang jelas, Blue Bird menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1 triliun-Rp 1,2 triliun pada tahun ini untuk melakukan pengembangan IT dan infrastruktur serta pengadaan armada. Sekitar 70%-80% dana tersebut didapatkan dari pinjaman bank.

Sementara PT Citra Maharlika Nusantara Corpora Tbk (CPGT) tidak akan banyak melakukan pengembangan bisnis untuk taksi tahun ini. Pasalnya, menurut manajemen perusahaan, prospek bisnis taksi konvensional semakin lesu di tengah gempuran taksi online.

CPGT lebih memilih untuk mengembangkan bisnis shuttle service, travel & couriers karena perkembangan bisnisnya masih cukup bagus meskipun persaingan di sektor ini juga meningkat

Jofial Mecca Alwis, Direktur CPGT mengatakan, pihaknya akan fokus mengembangkan bisnis shuttle, travel & couriers karena masih memberikan kontribusi terbesar terhadap bisnis perusahaan. " Meskipun persaingan bus shuttle dan travel besar, namun kita masih memeganh pangsa pasar terbesar dari lima kompetitor terbesar kita. Bahkan kita masih menang dari satu kompetitor yang head to head dengan kita, " kata Jofial

Untuk menopang pertumbuhan bisnis bus, Citra Maharlika berencana menambah sekitar 15 rute baru di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di samping itu, perusahaan juga akan melakukan pengadaan armada sekitar 200 unit pada tahun depan. Per kuartal III 2016, jumlah armada bus CPGT mencapai 279 unit.

Meskipun tidak banyak melakukan pengembangan di bisnis taksi, Citra Maharlika juga mulai melakukan penjajakan kerjasama dengan perusahaan aplikasi agar bisnis taksi mereka juga tetap bisa bertahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini