KONTAN.CO.ID - BEIJING. Sebagai sebuah perusahaan pengembang aplikasi pesang dan video games, nama Tencent Holdings Limited memang sudah tidak asing bagi masyarakat dunia, khususnya China. Aplikasi pesan andalannya, yakni WeChat, menjadi aplikasi yang mampu merajai China. Namun WeChat kini tak lagi hanya sekadar aplikasi pesan. Ekspansi bisnis Tencent kini tidak melulu berkutat di bisnis inti. Berbeda dengan dua miliarder Asia lainnya, yakni Jack Ma dan Masayoshi Son, Pony Ma justru lebih tertutup. Namun di balik aksi diamnya tersebut, perusahaan yang didirikannya, yakni Tencent Holdings Limited, justru mampu membuat dunia ternganga. Baru-baru ini, Tencent menjadi satu-satunya perusahaan di Asia pertama yang mampu membukukan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 500 miliar. Prestasi tersebut membuat Tencent kini masuk jajaran global elite club, di urutan keenam di bawah Apple, Alphabet, Facebook, Microsoft, dan Amazon.
Strategi Tencent ekspansif di luar bisnis inti
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Sebagai sebuah perusahaan pengembang aplikasi pesang dan video games, nama Tencent Holdings Limited memang sudah tidak asing bagi masyarakat dunia, khususnya China. Aplikasi pesan andalannya, yakni WeChat, menjadi aplikasi yang mampu merajai China. Namun WeChat kini tak lagi hanya sekadar aplikasi pesan. Ekspansi bisnis Tencent kini tidak melulu berkutat di bisnis inti. Berbeda dengan dua miliarder Asia lainnya, yakni Jack Ma dan Masayoshi Son, Pony Ma justru lebih tertutup. Namun di balik aksi diamnya tersebut, perusahaan yang didirikannya, yakni Tencent Holdings Limited, justru mampu membuat dunia ternganga. Baru-baru ini, Tencent menjadi satu-satunya perusahaan di Asia pertama yang mampu membukukan kapitalisasi pasar lebih dari US$ 500 miliar. Prestasi tersebut membuat Tencent kini masuk jajaran global elite club, di urutan keenam di bawah Apple, Alphabet, Facebook, Microsoft, dan Amazon.