JAKARTA. PT Tifa Finance Tbk sepertinya cukup sadar diri. Aktivitas usaha pembiayaan alat berat yang menjadi bisnis inti perseroan tengah mengalami cobaan berat. Terutama, karena penurunan harga komoditas. Oleh karena itu, emiten berkode TIFA ini mencoba menetapkan strategi diversifikasi usaha pembiayaan.Ester Gunawan, Direktur Tifa mengatakan, selama ini pembiayaan alat berat mendominasi aktivitas usaha perseroan lebih dari 60%. “Ke depan, kami ingin diversifikasi dari pembiayaan alat berat ke lini usaha lainnya,” ujarnya ditemui KONTAN, Jumat (27/6).Adapun, selain pembiayaan alat berat, perseroan juga melakoni bisnis pembiayaan konsumen dan sewa koperasi. Perseroan ingin mengurangi portofolio pembiayaan alat berat untuk dialihkan ke pembiayaan konsumen non otomotif.Sekadar informasi, hingga kuartal pertama tahun ini, kinerja Tifa masih tercatat negatif. Pendapatan di hampir seluruh lini usaha melorot, seperti pendapatan sewa pembiayaan yang turun 11%, pembiayaan konsumen anjlok 91%, dan bisnis ijarah muntahiyah bittamlik minus 3,5%. Hanya pendapatan dari sewa koperasi yang masih membukukan pertumbuhan 225%.Karena kinerja tersebut, laba bersih periode berjalan Tifa hanya sebesar Rp 8,8 miliar atau melorot 24% ketimbang kuartal pertama tahun sebelumnya. Meski demikian, Tifa optimistis pertumbuhan bisnis tahun ini akan berkisar 10% berbanding tahun lalu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Strategi Tifa Finance diversifikasi
JAKARTA. PT Tifa Finance Tbk sepertinya cukup sadar diri. Aktivitas usaha pembiayaan alat berat yang menjadi bisnis inti perseroan tengah mengalami cobaan berat. Terutama, karena penurunan harga komoditas. Oleh karena itu, emiten berkode TIFA ini mencoba menetapkan strategi diversifikasi usaha pembiayaan.Ester Gunawan, Direktur Tifa mengatakan, selama ini pembiayaan alat berat mendominasi aktivitas usaha perseroan lebih dari 60%. “Ke depan, kami ingin diversifikasi dari pembiayaan alat berat ke lini usaha lainnya,” ujarnya ditemui KONTAN, Jumat (27/6).Adapun, selain pembiayaan alat berat, perseroan juga melakoni bisnis pembiayaan konsumen dan sewa koperasi. Perseroan ingin mengurangi portofolio pembiayaan alat berat untuk dialihkan ke pembiayaan konsumen non otomotif.Sekadar informasi, hingga kuartal pertama tahun ini, kinerja Tifa masih tercatat negatif. Pendapatan di hampir seluruh lini usaha melorot, seperti pendapatan sewa pembiayaan yang turun 11%, pembiayaan konsumen anjlok 91%, dan bisnis ijarah muntahiyah bittamlik minus 3,5%. Hanya pendapatan dari sewa koperasi yang masih membukukan pertumbuhan 225%.Karena kinerja tersebut, laba bersih periode berjalan Tifa hanya sebesar Rp 8,8 miliar atau melorot 24% ketimbang kuartal pertama tahun sebelumnya. Meski demikian, Tifa optimistis pertumbuhan bisnis tahun ini akan berkisar 10% berbanding tahun lalu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News