Strategi Toba Pulp menggenjot efisiensi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) terus mendaki sejak awal tahun ini. Dalam waktu sebulan, saham INRU sudah melesat 138,33% dan ditutup di level Rp 715 per saham, kemarin.

Pada 6 Februari lalu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai kenaikan saham INRU masuk dalam kategori tak wajar alias unusual market activity (UMA). Sehingga, investor diminta mencermati rencana ekspansi dan aksi korporasi perusahaan.

Bisa jadi, kenaikan saham ini akibat harga pulp yang cenderung meningkat. Selain itu, INRU juga menyiapkan sejumlah agenda ekspansi. Perusahaan ini bakal merogoh kocek sekitar US$ 100 juta atau setara Rp 1,3 triliun untuk merevitalisasi pabriknya.


Augusta Bonatua Sirait, Assistant Manager Corporate Communications INRU, mengatakan, dengan melakukan perbaikan dan penggantian mesin lama dengan mesin teknologi terbaru, INRU dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas lingkungan di sekitar pabrik.

Sistem produksi INRU yang baru nantinya akan menggunakan sistem cold blow. Jadi, nantinya suhu yang dibutuhkan untuk melakukan proses memasak bubur pulp hanya di bawah 100 derajat celcius, menggunakan teknologi non condensable gas.

Dengan demikian, bau yang dihasilkan dari proses produksi dapat berkurang secara signifikan dibandingkan sistem produksi saat ini. Dalam proyek ini, INRU akan mempekerjakan lebih dari 1.000 orang, baik pekerja langsung dan tidak langsung.

Saat ini, jumlah pabrik INRU hanya ada satu, yang terletak di Desa Sosorladang, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir, Sumatra Utara. Augusta mengatakan, belum ada rencana menambah pabrik baru.

Namun, INRU bakal mengganti mesin-mesin lama dengan mesin baru yang memiliki teknologi lebih canggih. Dengan begitu, kapasitas produksi pabrik bisa dipertahankan. Produksi bubur kertas bisa mencapai 200.000 ton per tahun. Proyek revitalisasi ini ditargetkan bisa rampung pada kuartal I-2019.

Pinjaman baru

Demi mendanai proyek revitalisasi pabrik, INRU telah mengantongi pinjaman sebesar US$ 150 juta dari perusahaan afiliasinya, Pinnacle Company Limited. Perjanjian pinjaman tersebut diteken 29 Desember 2017 silam.

Sebanyak US$ 100 juta dari total pinjaman digunakan untuk belanja mesin baru. Lalu, US$ 50 juta sisanya untuk mengembalikan uang muka DP Marketing International Macao Commercial Offshore Limited senilai US$ 40 juta dengan tenggat waktu Desember 2017. Informasi saja, pemilik DP Marketing sama dengan pemilik Pinnacle Company, yakni Eden Hall Ltd.

Sebelumnya, perusahaan manufaktur ini juga menandatangani existing loan dengan nilai US$ 96,65 juta. Jangka waktu pinjaman tersebut berlaku sampai dengan 31 Desember 2029 mendatang. Periode perhitungan bunga yang sebelumnya berbeda-beda, kini diseragamkan menjadi 12 bulan.

Manajemen INRU menilai, skema pinjaman dari Pinnacle Company lebih menguntungkan ketimbang pinjaman perbankan. Pinjaman itu juga untuk menjaga posisi kas dan setara kas. Sehingga, dalam jangka panjang, pendapatan INRU bisa meningkat.

Namun, Augusta belum bisa membeberkan berapa besaran dana belanja modal tahun ini. Yang jelas, INRU akan mengalami peningkatan aset, karena ada investasi penggantian mesin.

Sepanjang tahun lalu, INRU mencatatkan penjualan pulp sebesar 173.575 ton. Di tahun ini, INRU menargetkan penjualan pulp bisa mencapai 188.000 ton. "Target kenaikan sebesar 8% dibandingkan dengan tahun lalu," ujar Augusta, Jumat (9/2).

Selama ini, INRU juga memasarkan produknya secara ekspor ke berbagai negara di Asia. Augusta mengatakan, salah satu negara tujuan ekspor yang terbesar adalah Tiongkok.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2017, INRU mencatatkan penjualan sebesar US$ 79,25 juta. Angka ini naik 7,31% secara year on year (yoy). Namun, Augusta belum memberikan target pendapatan dan laba perusahaan di tahun ini.

Ia juga belum menyebutkan proyeksi harga bubur kertas tahun ini. Sebagai gambaran, dilansir dari indexmundi.com, harga komoditas bubur kertas per Desember 2017 kemarin cenderung stabil di angka US$ 875 per metrik ton.

Augusta optimistis, kinerja perusahaan ke depan akan lebih baik, terutama di bidang lingkungan dan sosial. "Revitalisasi mesin pabrik akan meningkatkan performa lingkungan akibat proses produksi," kata dia. INRU juga akan menjalankan program pengembangan di berbagai bidang, termasuk sumber daya manusia yang kompeten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini