Strategi Uni-Charm Indonesia (UCID) mendongkrak kinerja di tengah pandemi



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) komitmen untuk menjaga kinerja keuangan di akhir tahun nanti tetap positif. Hal tersebut merujuk pada penurunan kinerja hingga kuartal III kemarin.

Direktur Pemasaran Uni-Charm Indonesia, Sri Haryani, menyebutkan dampak pandemi Covid-19 terasa besar pada perusahaan. Hal itu tercermin pada kinerja keuangan kuartal III-2020.

Kendati begitu, ia menilai perusahaan masih mampu bertahan dengan laba operasional menjadi Rp 466 miliar. Menurutnya, keberhasilan tersebut berangkat dari kontrol fix cost sehingga mampu menjaga rasio beban pokok pendapatan 7,5% dibandingakn tahun lalu 7,9%.

"Di tengah kondisi resesi ekonomi karena Covid-19, kami juga dapat meningkatkan share dan menjaga penjualan," ujarnya dalam paparan publik virtual, Kamis (26/11).

Baca Juga: Uni-Charm Indonesia (UCID) Mencatat Pertumbuhan Pasar Penjualan Produk Popok

Menilik laporan keuangan emiten berkode saham UCID di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini, pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp 6,2 triliun hingga akhir September lalu. Realisasi ini turun tipis 0,8% dibanding periode yang sama tahun 2019 yang sebesar Rp 6,25 triliun.

Sementara, untuk penurunan laba bersih akibat pembayaran bond yang dilakukan perusahaan sehingga dalam laporan keuangan kuartal III-2020 tercatat selisih kurs mengalami kerugian Rp 143,33 miliar. Padahal, periode yang sama tahun lalu UCID mencatatkan keuntungan dari selisih kurs sebesar Rp 2,91 miliar.

Hal tersebut turut memberikan tekanan bagi bottom line perusahaan yang mana tercatat sebesar Rp 199,84 miliar hingga kuartal III-2020. Jumlah tersebut menyusut 39,30% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 329,25 miliar.

Direktur UCID Junichiro Onishi menambahkan hingga akhir tahun perusahaan akan tetap berupaya meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. 

Salah satunya melakukan penjualan melalui e-commerce yang telah mulai dilakukan. Manajemen mengaku saat ini sudah memiliki kontribusi dari penjualan e-commerce walaupun terbilang masih kecil, yaitu di bawah 10%.

Kendati begitu, manajemen belum bisa memprediksi perolehan top line maupun bottom line perusahaan di akhir tahun. "Yang jelas, kami pastikan tidak akan terjadi kerugian yang signifikan," tandasnya.

Selanjutnya: Laba naik meski pendapatan turun, ini kiat Uni-Charm Indonesia (UCID)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli