KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Emiten kosmetik PT Victoria Care Indonesia TBK (VICI) mengakui bahwa penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan pelemahan rupiah beberapa minggu terakhir berpengaruh pada biaya produksi (cost). “Menguatnya dolar atas rupiah akan berpengaruh ke banyak hal, beberapa di antaranya adalah meningkatnya harga bahan baku dan bahan kemas,” ungkap Billy Hartono Salim, selaku Direktur Utama VICI kepada Kontan.co.id, Minggu (22/10). Efeknya, hal tersebut membuat VICI harus lebih pandai berhitung untuk menyesuaikan harga dan melakukan efisiensi, tanpa mengurangi agresivitas dalam meluncurkan inovasi-inovasi terbaru.
“Hal tersebut merupakan tantangan tapi juga merupakan kesempatan bagi kami. Sebab selama ini VICI terbukti mampu mengikuti perkembangan tren pasar dan meluncurkan produk-produk dan inovasi baru yang diterima dengan baik oleh masyarakat luas,” tambah Billy.
Baca Juga: Victoria Care (VICI) Akan Membayarkan Dividen Rp 23,48 Miliar, Catat Jadwalnya Selain penguatan dolar atas rupiah, perubahan market yang sangat cepat ungkap Billy juga turut mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh Victoria Care. “Namun, kami justru melihat hal tersebut sebagai sebuah kesempatan tersendiri. Dengan begitu, kami akan memacu diri untuk terus
update dengan tren-tren terbaru di pasaran dan juga melakukan survei untuk lebih tahu kebutuhan pasar sehingga kami bisa menghasilkan produk dan inovasi yang tepat untuk konsumen,” imbuh dia. Perusahaan kosmetik dan
personal care yang memulai kegiatannya secara komersial pada 2007 ini pun menargetkan pertumbuhan pendapatan
double digit dari tahun lalu. VICI juga menargetkan margin laba bersih di atas 10%. Kemudian terkait anggaran belanja modal atau
capital expenditure (capex) tahun 2023 ini, VICI menyiapkan dana sekitar Rp 83 miliar. Penggunaan capex masih bisa berubah tergantung perubahan tren pasar
personal care di Indonesia. Baca Juga: Ini Senjata Victoria Care Indonesia (VICI) Raih Pertumbuhan Penjualan Signifikan Terkait ekspansi, Billy mengatakan pihaknya berencana membuka gerai-gerai baru. Meski belum bisa memberi informasi lebih lanjut mengenai dimana dan berapa jumlah gerai baru tersebut, dia menegaskan saat ini VICI masih memantau dan mempelajari pasar untuk menentukan jumlah dan lokasi yang tepat.
“Prinsip kehati-hatian tetap kami gunakan, tapi kami optimistis bahwa peluangnya masih bagus,” ungkap Billy. Untuk mengerek pendapatan jelang akhir tahun 2023, VICI masih akan terus mengembangkan dan meluncurkan produk-produk baru yang inovatif untuk menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia. Victoria Care juga masih akan terus memaksimalkan strategi penjualan
offline dan
online, serta semakin aktif melakukan monetisasi kanal digital. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati