KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stres yang tidak dikelola bisa menyebabkan migrain. Stres mempengaruhi kondisi kesehatan fisik. Beberapa penelitian membuktikan stres menjadi pemicu utama terjadinya migrain, bahkan risiko terjadinya migrain akibat stres mencapai 60 hingga 70 persen.
Baca Juga: Selain Teh Daun Salam, Ini Teh Herbal yang Efektif Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Sebelum migrain menyerang, stres biasanya turut memicu gejala berikut:
- Sakit perut
- Ketegangan otot
- Kelelahan
- Nyeri dada
- Detak jantung cepat
- Kesedihan dan depresi
- Kurangnya dorongan seks.
Migrain biasanya dimulai setelah satu atau dua hari setelah gejala tersebut terjadi. Mengapa hal ini bisa terjadi? Stres bisa dipicu oleh berbagai hal, baik berupa tekanan pekerjaan atau kehidupan pribadi. Saat stres, tubuh memasuki mode pertahanan diri yang disebut mode "fight or flight" agar bersiap untuk melawan atau lari dari pemicu stres. Kondisi tersebut membuat tubuh memproduksi bahan kimia tertentu, salah satunya adrenalin, yang menyebabkan berbagai perubahan di otak dan tubuh, termasuk ketegangan otot dan pelebaran pembuluh darah. Bahan kimia yang diproduksi saat stres juga bisa diaktifkan di otak sehingga memicu serangan migrain. Stres juga dapat memperburuk migrain yang sudah ada. Bagi mereka yang telah didiagnosis mengalami migrain, gejala bisa muncul setelah peristiwa stres berlalu. Kondisi ini disebut dengan tahap "let-down". Migrain semacam ini sering terjadi pada akhir pekan atau di awal liburan saat segalanya sudah tenang. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Cara terbaik untuk mengatasi migrain yang disebabkan oleh stres adalah dengan melakukan relaksasi. Selain itu, migrain juga bisa diatasi dengan konsumsi obat-obatan seperti ibuprofen, aspirin, asetaminofen, dan sejnenisnya. Jika stres seringkali memicu migrain, dokter biasanya akan menyarankan konsumsi obat pencegah berupa:
- Beta-blocker, seperti propranolol
- Penghambat saluran kalsium, seperti verapamil (Calan, Verelan) Antidepresan, seperti amitriptyline atau venlafaxine (Effexor XR)
- Antagonis reseptor CGRP, seperti erenumab-aooe (Aimovig)
- Resep obat anti-inflamasi, seperti naproxen (Naprosyn), juga dapat membantu mencegah migrain dan mengurangi gejala.
Namun, obat-obatan tersebut hanya bisa dikonsumsi saat kita menghadapi stres tingkat tinggi.
Untuk menurunkan risiko migrain akibat sres, kita juga bisa melakukan langkah berikut:
- Latihan relaksasi seperti yoga dan meditasi
- Istirahat yang cukup
- Cukup tidur
- Terapi pijat
- Rutin olahraga.
Baca Juga: Menurunkan Kolesterol sampai Gula Darah, Ini Manfaat Bawang Merah untuk Kesehatan Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "
Stres Bisa Sebabkan Migrain, Begini Cara Mengatasinya", Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati