Stres test BCA terbantu kredit dollar yang mini



JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah melakukan tes ketahanan (stres test) perbankan di tengah pelemahan rupiah belakangan ini. Stres test ini dilakukan OJK dengan melibatkan beberapa perbankan. Salah satunya Bank BCA.

Direktur Utama Bank BCA, Jahja Setiatmadja mengatakan, stres test dilakukan dengan simulasi rupiah berada di level Rp 14.000 per US$. Ia mengklaim, hasil stress test menunjukkan kinerja bank yang dipimpinnya masih cukup bagus.

Menurut Jahja, daya tahan bank terhadap pelemahan rupiah cukup bagus karena eksposure kredit dalam US$ masih kecil, yaitu hanya US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 20 triliun. Sebagai informasi, total portofolio kredit BCA pada semester pertama 2015 sebesar Rp 350 triliun.


Dengan begitu, porsi eksposure US$ hanya sekitar 5,7% dari total kredit perusahaan. “Terkait dengan eksposure kredit ini memang kami berlajar dari pengalaman tahun 1998,” ujar Jahja kepada KONTAN, Jumat (14/8).

Jahja mengatakan, saat krisis moneter 1998, BCA mempunyai portofolio kredit dalam bentuk US$ sebesar 35%. Sehingga ketika nilai rupiah melemah, saat itu melampaui Rp 14.000 per US$, sangat mempengaruhi kinerja perusahaan.

Maka itu, belajar dari pengalaman itu BCA sedikit demi sedikit mengurangi porsi penyaluran kredit dalam bentuk US$. Tercatat pada semester 1 2015, total kredit yang disalurkan BCA mengalami kenaikan 8% menjadi Rp 350 triliun.

Rasio permodalan BCA pada semester dua juga relatif bagus, yaitu 22,3%, naik dibandingkan posisi tahun lalu yang sebesar 19,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri