JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengaku sudah melakukan tes ketahanan (stress test) perbankan di tengah pelemahan rupiah belakangan ini. Stres test ini dilakukan OJK dengan melibatkan beberapa perbankan. Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad mengatakan, hasil stres test menunjukkan bahwa daya tahan bank terhadap pelemahan rupiah cukup bagus. Kondisi itu, kata Muliaman, didukung rasio kecukupan modal rata-rata perbankan pada semester pertama yang cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat dari rasio CAR perbankan pada semester pertama 2015 yang berada di level 20,28%, lebih tinggi dibandingkan minimal CAR yang disyaratkan OJK sebesar 8%.
“Kami yakin bahwa daya tahan terhadap seluruh gejolak tersebut cukup bagus, artinya kecukupan modal perbankan saat ini masih tinggi,” ujar Muliaman ketika memberikan pidato dalam Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) di Jakarta, Kamis (13/8). Mengenai stres test ini, Muliaman mengatakan OJK tidak mematok skenario tertentu. Tapi karena melihat tren perkembangan rupiah yang terus melemah dan terakhir (13/08) ditutup di level Rp 13.747 per US$, maka sebaiknya memang skenario awal yang dibuat adalah di level Rp 14.000 per US$. Namun menurut Muliaman, tidak ada salahnya bank melakukan stres test di atas level yang ada saat ini untuk menguji bagaimana kinerja perbankan nantinya. Muliaman menambahkan, terkait strest test ini tidak ada panduan khusus dari OJK. Otoritas hanya memberikan panduan terkait bagaimana skenario yang harus diambil perbankan dalam mengatasi krisis. “Ada best scenario, ada optimis dan ada pesimis,” ujar Muliaman.