JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah, perlambatan pertumbuhan kredit dan tren kenaikan rasio kredit macet ternyata tidak cuma membayangi bisnis bank-bank papan atas. PT Bank Harda Internasional Tbk, misalnya, yang mengaku mulai melihat lampu kuning dengan kondisi perekonomian nasional saat ini. Rasio kredit macet atawa Non Performing Loan/NPL bank BUKU 1 yang baru saja melantai di pasar bursa tersebut tercatat naik cukup tajam, yaitu dari di bawah 2% pada Agustus 2014 lalu menjadi sebesar 2,7% pada posisi saat ini. “Trennya memang naik, NPL kami. Tetapi, rasanya masih bisa kami kendalikan, mengingat posisi akhir tahun lalu lebih tinggi, yakni 3,2%. Kami bisa tekan hingga posisi saat ini 2,7%,” ujar Antonius Prabowo, Direktur Utama Bank Harda kepada KONTAN, Kamis (13/8).
Stress test, Bank Harda lihat lampu kuning
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah, perlambatan pertumbuhan kredit dan tren kenaikan rasio kredit macet ternyata tidak cuma membayangi bisnis bank-bank papan atas. PT Bank Harda Internasional Tbk, misalnya, yang mengaku mulai melihat lampu kuning dengan kondisi perekonomian nasional saat ini. Rasio kredit macet atawa Non Performing Loan/NPL bank BUKU 1 yang baru saja melantai di pasar bursa tersebut tercatat naik cukup tajam, yaitu dari di bawah 2% pada Agustus 2014 lalu menjadi sebesar 2,7% pada posisi saat ini. “Trennya memang naik, NPL kami. Tetapi, rasanya masih bisa kami kendalikan, mengingat posisi akhir tahun lalu lebih tinggi, yakni 3,2%. Kami bisa tekan hingga posisi saat ini 2,7%,” ujar Antonius Prabowo, Direktur Utama Bank Harda kepada KONTAN, Kamis (13/8).