Stuck dengan minyak Saudi? AS akan produksi lebih



SAN FRANSICO. Pada tahun 2020, Amerika Serikat (AS) berambisi memproduksi minyak dan gas lebih besar daripada Arab Saudi. Cita-cita ini dibuat oleh International Energy Agency (IEA) dalam laporan tahunan World Energy Outlook.

Menurut IEA, Amerika akan menjadi net eksportir minyak pada 2030 dan mencapai kemandirian produksi minyak pada 2035.

Berita ini membuat kebanyakan orang Amerika gamang. Sebab hampir selama empat dekade, warga dunia hidup dalam ketakutan karena ketergantungan yang tinggi atas produksi minyak Arab Saudi.


Embargo minyak pada 1973 oleh Arab Saudi meninggalkan trauma yang mendalam bagi Paman Sam. Saat itu, Arab menjadi net eksportir minyak terbesar.

Namun, ambisi Amerika tersebut tak sepenuhnya didukung. Departemen Energi AS menilai Saudi masih memegang kekuatan ekonomi dan politik global terkait produksi minyak.

Misalnya, jika produksi energi AS melampaui Arab Saudi, cadangan di sana tetap besar. Hal itu juga berarti mereka dapat menaikkan posisi mereka di mata dunia. Arab bisa saja membuka cadangan sumur yang selama ini tidak disedot.

Perlu diketahui, berdasar penelitian akhir 2011 cadangan minyak Arab Saudi tercatat mencapai 262,6 miliar barel, atau 17,85% dari total cadangan minyak dunia. Total produksi pada 2010 adalah 10,52 juta barel dengan konsumsi minyak 2,64 juta barel, dan ekspor ke AS sebanyak 1,47 juta barel.

Sedangkan cadangan minyak AS jauh di bawah Arab yaitu hanya 20,68 miliar barel, atau 1,41% dari total cadangan minyak dunia. Total produksi AS pada 2010 adalah 9,68 juta barel, dan konsumsi minyak 19,15 juta barel.

Editor: