Studi baru ungkapkan mumi kucing di Mesir mati dicekik sebelum dibungkus



KONTAN.CO.ID - Studi baru mengungkapkan bahwa mumi kucing ternyata mati dicekik sebelum dibungkus. Begitu pula mumi hewan yang lain mengalami nasib naas yang sama.

Peradaban Mesir kuno mengawetkan tubuh manusia setelah meninggal. Hal ini dilakukan karena sebagian besar wilayah Mesir kering, sehingga tidak jika dikuburkan di tanah akan sulit membusuk. Oleh karena itu mereka mengeringkan tubuh orang meninggal termasuk binatang kucing dalam bentuk mumi.

Masyarakat mesir kuno juga percaya bahwa tubuh yang terjaga akan berguna di alam maut. 


Baca Juga: Ini penyebab ular liar di California hidup bak mumi

Berbicara tentang mumi, studi baru mengungkapkan misteri lain dibalik bungkusan mayat ini. Khususnya untuk mumi binatang yang ditengarai sebagai wujud persembahan kepada para dewa.

Menurut studi dari Universitas Manchester, terdapat 70 juta mumi binatang yang telah dibuat selama periode 300 dan 700 tahun sebelum masehi.

Mumi binatang ini diketahui sebagai bentuk persembahan oleh pendeta Mesir kuno terhadap para dewa. Studi baru yang telah dipublikasi (20 Agustus 2020) lewat jurnal Scientific Reports melakukan pemindaian terhadap mumi binatang.

Setidaknya ada mumi ular, kucing dan burung yang mereka pelajari. Tanpa merusak rapuhnya kondisi mumi binatang, mereka memilih teknologi micro CT, mirip dengan CT scan.

Dengan resolusi yang tinggi, mereka juga bisa melihat dengan detail seperti apa wujud dibalik bungkusan mumi ini. 

"Dengan menggunakan micro CT, kami dapat secara efektif memeriksa mayat binatang ini, lebih dari 2000 tahun setelah mereka mati di masa Mesir kuno", ujar Richard Johnson seorang profesor di Pusat Penlitian Universitas Swansea mengutip dari Livescience.

"Dengan resolusui lebih dari 100 kali CT scan medis, kami dapat mengumpulkan penyebab kematian mereka", tambahnya.

Lewat teknologi tersebut, mereka berhasil mengungkap fakta dibalik mumi binatang. Seperti mumi kucing malang yang diteliti ini.

Menurut mereka mumi kucing tersebut masih berusia lima bulan, terlihat dari perkembangan gigi dan tulangnya. Naasnya, patah di sekitar leher mumi kucing menunjukkan bahwa kematiannya akibat dicekik. 

Anak kucing malang tersebut mati dicekik sebelum di mumifikasi atau dibungkus sedemikian rupa menjadi mumi.

Begitu pula dengan mumi binatang yang lain juga mengalami kekerasan yang sama. 

Seperti yang disebutkan sebelumnya, mumi binatang ini bertujuan sebagai persembahan terhadap dewa. Bahkan untuk mempersiapkan persembahan ini, masyarakat Mesir kuno membuat peternakan khusus untuk persembahan.

Tentu saja binatang ternaknya seperti kucing, anjing, burung dan reptil. Tujuannya tak lain untuk persembahan kepada para dewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News