KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Air merupakan zat yang memiliki kontribusi terbesar dalam tubuh manusia. Sebanyak dua pertiga tubuh manusia terdiri dari air yang perannya sangat krusial untuk menjaga kesehatan dan memastikan tubuh dapat berfungsi dan berkembang secara optimal. Nutrisi yang terkandung dalam air yang kita konsumsi juga dipengaruhi oleh kualitas dari sumber air tersebut. Sehingga, sumber air minum yang terjaga akan menghasilkan kualitas air yang baik dan tentunya membawa dampak positif pula bagi tubuh manusia. Dr Ratnayani, Pakar Gizi Universitas Binawan mengatakan, hal itu sejalan dengan hasil penelitian komparatif cross-sectional yang ia lakukan dengan menganalisis hubungan antara mikrobiota dalam usus dengan kondisi stunted atau perawakan pendek pada anak yang tinggal di area kumuh Jakarta serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, termasuk WASH (Water Access, Sanitation, and Hygiene). Salah satu aspek yang juga difokuskan pada studi ini adalah sumber air yang dikonsumsi oleh anak-anak tersebut. “Jumlah mikroba patogen pada anak dengan kondisi stunted terbukti lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak memiliki kondisi tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk sumber air yang dikonsumsi," kata Ratnayani dalam keterangannya, Kamis (20/7). Studi ini dilakukan di salah satu kelurahan di wilayah Jakarta Utara sejak November 2021 hingga Juni 2022 dengan mengambil sampel anak berusia 2 sampai 5 tahun (pengidap stunted dan bukan pengidap stunted) dan tidak mengonsumsi antibiotik setidaknya satu bulan sebelum studi dilaksanakan.
Stunting Berkaitan dengan Kualitas Air Minum, Ini Penjelasannya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Air merupakan zat yang memiliki kontribusi terbesar dalam tubuh manusia. Sebanyak dua pertiga tubuh manusia terdiri dari air yang perannya sangat krusial untuk menjaga kesehatan dan memastikan tubuh dapat berfungsi dan berkembang secara optimal. Nutrisi yang terkandung dalam air yang kita konsumsi juga dipengaruhi oleh kualitas dari sumber air tersebut. Sehingga, sumber air minum yang terjaga akan menghasilkan kualitas air yang baik dan tentunya membawa dampak positif pula bagi tubuh manusia. Dr Ratnayani, Pakar Gizi Universitas Binawan mengatakan, hal itu sejalan dengan hasil penelitian komparatif cross-sectional yang ia lakukan dengan menganalisis hubungan antara mikrobiota dalam usus dengan kondisi stunted atau perawakan pendek pada anak yang tinggal di area kumuh Jakarta serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, termasuk WASH (Water Access, Sanitation, and Hygiene). Salah satu aspek yang juga difokuskan pada studi ini adalah sumber air yang dikonsumsi oleh anak-anak tersebut. “Jumlah mikroba patogen pada anak dengan kondisi stunted terbukti lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak memiliki kondisi tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk sumber air yang dikonsumsi," kata Ratnayani dalam keterangannya, Kamis (20/7). Studi ini dilakukan di salah satu kelurahan di wilayah Jakarta Utara sejak November 2021 hingga Juni 2022 dengan mengambil sampel anak berusia 2 sampai 5 tahun (pengidap stunted dan bukan pengidap stunted) dan tidak mengonsumsi antibiotik setidaknya satu bulan sebelum studi dilaksanakan.