Suara mengecil, TLKM berlari di jalur internet



JAKARTA. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) mencatatkan kinerja positif tahun lalu. Emiten pelat merah ini membukukan pendapatan Rp 89,7 triliun, naik 8% secara year-on-year (yoy). Laba bersih TLKM naik tipis 3% yoy jadi Rp 14,6 triliun. 

Menurut Analis Indo Premier Securities Chandra Parasribu dalam riset 13 Maret 2015, kinerja TLKM tahun lalu sesuai estimasi. Kenaikan kinerja TLKM ditopang pendapatan internet, data dan jasa teknologi yang tumbuh 15,6% yoy menjadi Rp 37,71 triliun.

Tapi memang, penyokong terbesar pendapatan TLKM   dari layanan telepon (voice), baik seluler maupun telepon jaringan tetap (fixed line). Pendapatan dari bisnis ini  (voice seluler dan fixed line) menopang  48,1% total pendapatan TLKM. Bisnis data  menyokong 42%, dan bisnis lain berandil sekitar 9,9%.


Namun, pendapatan dari bisnis voice melambat. Sebagai perbandingan, tahun 2013, bisnis voice menyokong sekitar 50,4% terhadap total pendapatan TLKM yang mencapai Rp 83 triliun. Sementara bisnis data, internet dan layanan TI menopang sekitar 38,2%.

Hitungan Teuku Hendry Andrean, Analis Buana Capital, pelanggan broadband TLKM  naik 80% yoy jadi 40,45 juta. "Kenaikan ini di atas perkiraan awal kami yang hanya 50%," kata dia, kepada KONTAN. Per Desember 2014 pelanggan seluler TLKM, melalui PT Telkomsel,  sekitar 140,6 juta. 

Hendry yakin, prospek bisnis TLKM masih positif di tahun ini. Ini seiring jumlah pengguna smartphone yang terus meningkat. "Tahun ini pendapatan TLKM masih ditopang lini bisnis broadband," ujar dia. TLKM juga masih menjadi market leader di segmen broadband dengan pangsa pasar sekitar 42%. 

Analis Danareksa Sekuritas Lucky Ariesandi dalam riset pada 20 Maret 2015 juga percaya, pertumbuhan bisnis data internet masih besar. Pasarnya cukup luas. Bahkan masyarakat berpenghasilan Rp 1,2 juta per bulan menggunakan data 1 GB per bulan. "Dengan begitu, data payload akan terus tumbuh kuat di masa mendatang," kata dia. 

Lucky mencatat, 26% pengguna smartphone merupakan pelanggan Telkomsel. Pertumbuhan tahunan atau compound annual growth rate (CAGR) data payload TLKM akan mencapai 48% di tahun 2015-2017 karena kuatnya jaringan infrastruktur. "TLKM masih bisa memberlakukan premium price," jelas Hendry. 

Telkomsel juga paling siap menghadapi persaingan 4G LTE dibanding operator lain.  Semester I ini, Telkomsel menggelar layanan 4G di tujuh  kota atau area, yakni  Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar dan Manado. 

Juga ada layanan roaming internasional dengan sembilan mitra 4G, yaitu Maxis (Malaysia), SK Telecom (Republik Korea), SingTel (Singapura), Optus (Australia), Mobily (Arab Saudi), Vodafone (Inggris & Spanyol), CSL (Hongkong) dan Taiwan Mobile (Taiwan). Telkomsel menyiapkan layanan dan produk seperti uSIM (simcard khusus 4G), ponsel 4G, konten dan titik pelayanan (GraPARI).  

TLKM tengah membenahi wireline fiber optik untuk menawarkan IndiHome, yakni telepon, layanan internet dan video on demand (VoD). Manajemen TLKM menargetkan 3 juta pelanggan di tahun ini yakni 1,5 juta pelanggan baru dan 1,5 juta pelanggan lama, Telkom Speedy. 

Prediksi Chandra, tahun  ini  TLKM bisa meraih pendapatan Rp 99,38 triliun dan laba Rp 18,9 triliun.  Chandra dan Hendry merekomendasikan, beli. Chandra menargetkan di Rp 3.300, sementara Hendry masih meninjau kembali target harga. Lucky merekomendasikan hold di Rp 3.050. Selasa (24/2) harga TLKM di bursa stagnan di posisi Rp 2.920 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto