JAKARTA Bank pelat merah nomer tiga di tanah air yaitu PT BNI Tbk masih menunggu kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait aturan penerbitan subdebt. "Tinggal menunggu putusan dari BI, jika memang tidak ada perubahan ya bisa batal rencana kami," ungkap Direktur Utama BNI Gatot Murdianto Suwondo kepada KONTAN, Ahad malam (2/1). BNI memilih untuk membatalkan saja rencana penerbitan subdebt senilai US$ 300 juta tersebut jika aturan bank sentral masih belum ada perubahan. "Percuma mahal-mahal (menerbitkan), investor jadi mikir-mikir membelinya," keluhnya. BNI berencana menerbitkan subdebt untuk memperkuat permodalannya. Bank milik pemerintah tersebut menargetkan rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) di level 14% hingga 15%. Saat ini CAR BNI masih di kisaran 14%.
Sub Debt BNI Bisa Batal Terhambat Aturan BI
JAKARTA Bank pelat merah nomer tiga di tanah air yaitu PT BNI Tbk masih menunggu kebijakan Bank Indonesia (BI) terkait aturan penerbitan subdebt. "Tinggal menunggu putusan dari BI, jika memang tidak ada perubahan ya bisa batal rencana kami," ungkap Direktur Utama BNI Gatot Murdianto Suwondo kepada KONTAN, Ahad malam (2/1). BNI memilih untuk membatalkan saja rencana penerbitan subdebt senilai US$ 300 juta tersebut jika aturan bank sentral masih belum ada perubahan. "Percuma mahal-mahal (menerbitkan), investor jadi mikir-mikir membelinya," keluhnya. BNI berencana menerbitkan subdebt untuk memperkuat permodalannya. Bank milik pemerintah tersebut menargetkan rasio kecukupan modal alias capital adequacy ratio (CAR) di level 14% hingga 15%. Saat ini CAR BNI masih di kisaran 14%.