JAKARTA. Di tengah banjir obligasi rupiah di penghujung tahun ini, ternyata masih ada perusahaan yang bisa membukukan kelebihan permintaan obligasi dalam masa penawaran awal atau book building. Salah satunya adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang akan menjual obligasi subordinasi atau subordinated debt (subdet).
Bank pelat merah ini memutuskan untuk mengerek nilai obligasi itu menjadi Rp 3,5 triliun. "Rencana semula, Bank Mandiri akan menerbitkan obligasi subordinasi Rp 3 triliun," ungkap Abraham Arief, Direktur Investment Banking Trimegah Securities, selaku penjamin emisi obligasi BMRI, kemarin (29/11). Hal senada dikemukakan Bahana Securities, yang juga menjadi penjamin emisi obligasi BMRI. "Nilai obligasi subordinasi Mandiri dinaikkan karena ada kelebihan permintaan," kata Eko Yuliantoro, Direktur Utama Bahana Securities, akhir pekan lalu. Selain Bahana dan Trimegah, BMRI menunjuk dua penjamin emisi lain, yakni Mandiri Sekuritas dan Danareksa Sekuritas. Menurut rencana, masa penawaran obligasi subordinasi BMRI itu akan berlangsung 3 Desember-7 Desember 2009. Selanjutnya, investor harus membayar 9 Desember 2009. Obligasi tersebut berjangka waktu tujuh tahun dan telah mendapatkan peringkat idAA+ dari lembaga rating Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Untuk menggaet minat investor, BMRI menawarkan kupon dengan premium antara 1%-2,25% di atas imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) acuan tujuh tahun, yakni FR0030. Sejumlah perusahaan pengelola dana seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sudah menyatakan minatnya membeli surat utang itu.