KONTAN.CO.ID - JAKARTA.
Subholding Upstream Pertamina terus melakukan upaya menjaga keberlangsungan penyediaan energi untuk negeri melalui aktivitas Seismik. Seismik merupakan tahapan awal dari rangkaian proses bisnis di sektor hulu minyak dan gas bumi. Setelah aktivitas Seismik dilaksanakan, Data Seismik kemudian diolah untuk didapatkan informasi yang detail mengenai data keberadaan potensi minyak dan gas bumi di bawah permukaan bumi sesuai perkembangan teknologi terbaru melalui metode 2D Cubed. Medi Kurniawan, Direktur Eksplorasi dan Penemuan Baru PT Pertamina Hulu Energi selaku
Subholding Upstream Pertamina mengatakan pihaknya bersyukur sampai pada tahapan
kickoff 2D Cubed (Pseudo 3D) Seismic Reprocessing setelah melalui tahapan yang panjang. "Kami percaya dengan dilakukannya Data
Reprocessing ini akan membawa peluang besar untuk pencarian cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (19/1).
Lebih lanjut, Medi menambahkan bahwa ini merupakan lanjutan dari Komitmen Kerja Pasti PHE Jambi Merang di area terbuka, yang juga terbesar ke 3 se-Asia Pasific dalam pengelolaan 3D Pseudo Seismic Program dengan luasan area mencapai 270.000 KM2, yang tersebar dari South Makassar hingga North Java-Bali-Lombok.
Baca Juga: Kementerian ESDM Siapkan Lelang 12 WK Migas di Tahun 2022 Agung Prasetyo,
VP New Venture PT Pertamina Hulu Energi selaku Subholding Upstream Pertamina menambahkan, melalui upaya ini menunjukkan bahwa Pertamina berkomitmen untuk melakukan eksplorasi dengan menggunakan teknologi terbaik untuk Indonesia. "Pertamina juga terbuka untuk melakukan partnership dalam menggunakan data 2D Cubed dalam melakukan kegiatan Eksplorasi selanjutnya di Indonesia," kata Agung. Pekerjaan ini, lanjut Agung akan dilaksanakan oleh TGS selaku perusahaan pengelola data energi di Industri minyak dan gas bumi dengan teknologi mutakhir siap dan mampu untuk memberikan hasil pengolahan data. Agung mengatakan Indonesia merupakan pemain kunci di industri minyak dan gas bumi global. Adapun, produksi minyak dan gas bumi mengalami penurunan beberapa waktu terakhir. Namun demikian, terdapat potensi penemuan yang belum dikelola secara optimal. "Melalui pengolahan Data
Reprocessing dari potensi ini, diharapkan mampu menjawab tantangan yang dihadapi industri hulu migas di Indonesia," ujar Agung. Sementara itu, Shinta Damayanti Kepala Divisi Eksplorasi SKKMiga bangga Pertamina telah menunjukkan keseriusannya dalam melaksanakan Komitmen Kerja Pasti di Area Terbuka. Salah satunya adalah Data
Reprocsesing yang dilakukan sekarang dan merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mendapatkan data terbaru agar dapat menemukan Giant Discovery di masa mendatang. Agus Cahyono Adi, Kepala Pusdatin Kementerian ESDM Republik Indonesia menyampaikan bahwa ini merupakan
milestone yang bagus dalam rangka untuk menggali potensi migas yang ada di Indonesia. "Ini merupakan kelanjutan dari kegiatan
pioneer dan terobosan Pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada KKKS untuk dapat berinvestasi di luar Wilayah Kerja dan bisa memperluas penggunaan dana di luar wilayah kerja eksisting", ujarnya.
Baca Juga: Erick Thohir Bakal Bentuk Holding dan Subholding PLN Lebih lanjut, dari aset data yang besar ini kita dapat melakukan
explore lebih terhadap data digital yang membutuhkan teknologi untuk bisa kita olah lebih lanjut. Kini tersedia Permen ESDM No 7 tahun 2019 tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Minyak dan Gas Bumi, yang memungkinkan semua pihak untuk dapat mengakses data dari mana saja untuk mengetahui sumber daya yang ada di Indonesia. "Diharapkan dengan teknologi baru pemrosesan data 2D Cubed Seismik di area South Makassar - Jawa - Bali - Lombok ini dapat menarik investor dan bisa menemukan cadangan migas yang besar. Terima kasih kepada PHE dan SKKMigas semoga project ini berjalan dengan baik dan selesai tepat waktu sehingga dapat mengangkat potensi yang ada," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi