Subsidi BBM jebol, kondisi fiskal cukup baik



JAKARTA. Kementerian Keuangan berharap konsumsi BBM bersubsidi pada tahun ini tak melebihi 43,5 juta kilo liter. Namun, jika ternyata realisasi konsumsi BBM tahun ini melebihi kuota, pemerintah memastikan kondisi fiskal negara masih bisa menutupnya. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan saat ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pertamina dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH migas) masih mencari bentuk dan strategi untuk mengendalikan kuota BBM bersubsidi sebesar 43,5 juta kilo liter. Ia mengakui, Pertamina memang sudah membuka pengendalian pasokan BBM bersubsidi yang selama ini berfungsi mengerem konsumsi BBM di beberapa daerah untuk mengatasi gejolak sosial yang terjadi. Agus berharap konsumsi BBM bersubsidi sampai akhir tahun bisa terjaga di kisaran 43,5 juta kilo liter atau lebih rendah dari kuota yang telah disepakati sebesar 44,04 juta kilo liter. Hanya saja, kalau memang perlu ada peningkatan dari kuota yang ada, meski Agus tidak mengharapkan namun ia menekankan secara umum kondisi fiskal pemerintah dalam keadaan baik. Menurutnya, pendanaan untuk menambal pembengkakan subsidi BBM akan berasal dari penerimaan negara dan penarikan pembiayaan yang dilakukan pemerintah. "Di dalam kas negara masih ada uang yang bisa digunakan untuk membayar subsidi BBM," jelasnya Selasa (27/11). Sayangnya, Agus enggan membeberkan berapa besar jumlah dana dalam kas negara yang bisa dipakai untuk membayar subsidi BBM. Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara per 31 Oktober 2012 realisasi belanja subsidi energi mencapai Rp 183,9 triliun atau 90,9% dari pagu APBNP 2012 yang sebesar Rp 202,4 triliun. Rinciannya, realisasi belanja subsidi BBM sebesar Rp 120 triliun (87,3%) dari pagu anggaran dan Rp 63,9 triliun atau 98,4% dari pagu anggarannya. Sebelumnya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menjelaskan, penambahan kuota BBM bersubsidi ini dilakukan setelah mempertimbangkan panjangnya antrean kendaraan di stasiun pengisian bahan bakar umum. Dalam hitungan Pertamina, kuota BBM bersubsidi bakal membengkak 1,22 juta kilo liter, yang terdiri dari premium sekitar 400.000 kilo liter dan solar sekitar 827.000 kilo liter. Pertamina juga sudah menghitung tambahan kuota BBM bersubsidi sebanyak 1,22 juta kilo liter ini bakal menambah beban subsidi BBM sebesar Rp 6 triliun. Hanung bilang, Pertamina akan menalangi dulu biaya tambahan kuota BBM bersubsidi ini. Nantinya, Kemenkeu akan mengganti biaya ini setelah ada verifikasi dari Badan Pemeriksa Keuangan dalam audit laporan keuangan pemerintah pusat tahun 2012.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: