JAKARTA. Chief Country Officer Citibank Indonesia Tigor M.Siahaan menyebut, anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebanyak Rp 210,7 triliun pada 2014 berpotensi naik akibat pengaruh nilai tukar dollar AS dan harga minyak. Tak tanggung-tanggung, kenaikan subsidi BBM diproyeksi bisa membubung hingga Rp 350 triliun. Tigor menyebutkan, subsidi BBM bak penyakit yang menggerogoti kesehatan keuangan Indonesia. "Ini seperti kanker, angkanya sangat besar dan kronis," ujarnya dalam The 14th Annual Citi Economic and Political Outlook, Hotel Four Seasons, Jakarta (16/4). Jika anggaran subsidi mencapai angka Rp 350 triliun, itu berarti setidaknya Indonesia harus mengeluarkan Rp 1 triliun per hari selama setahun penuh. Padahal, sejumlah prioritas pembangunan infrastruktur, seperti pelabuhan, jalan, hingga listrik, menanti untuk direalisasikan. Hingga saat ini, masih ada 20% masyarakat Indonesia yang belum menikmati elektrifikasi listrik. Subsidi BBM disebut tidak bisa dicabut sekaligus karena akan menimbulkan dampak inflasi yang terlalu besar. Pemerintah diminta segera merencanakan skema pengurangan subsidi BBM. "Subsidi harus dikurangi secara signifikan agar dana bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain," ujar Tigor.
Subsidi BBM seperti kanker bagi keuangan negara
JAKARTA. Chief Country Officer Citibank Indonesia Tigor M.Siahaan menyebut, anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebanyak Rp 210,7 triliun pada 2014 berpotensi naik akibat pengaruh nilai tukar dollar AS dan harga minyak. Tak tanggung-tanggung, kenaikan subsidi BBM diproyeksi bisa membubung hingga Rp 350 triliun. Tigor menyebutkan, subsidi BBM bak penyakit yang menggerogoti kesehatan keuangan Indonesia. "Ini seperti kanker, angkanya sangat besar dan kronis," ujarnya dalam The 14th Annual Citi Economic and Political Outlook, Hotel Four Seasons, Jakarta (16/4). Jika anggaran subsidi mencapai angka Rp 350 triliun, itu berarti setidaknya Indonesia harus mengeluarkan Rp 1 triliun per hari selama setahun penuh. Padahal, sejumlah prioritas pembangunan infrastruktur, seperti pelabuhan, jalan, hingga listrik, menanti untuk direalisasikan. Hingga saat ini, masih ada 20% masyarakat Indonesia yang belum menikmati elektrifikasi listrik. Subsidi BBM disebut tidak bisa dicabut sekaligus karena akan menimbulkan dampak inflasi yang terlalu besar. Pemerintah diminta segera merencanakan skema pengurangan subsidi BBM. "Subsidi harus dikurangi secara signifikan agar dana bisa dialokasikan untuk kebutuhan lain," ujar Tigor.