Subsidi biodiesel akan diperbanyak 2x lipat



JAKARTA. Insentif untuk mendorong penyerapan biodiesel diperluas. Saat ini tengah digodok rencana untuk memberikan insentif berupa subsidi bagi produsen biodiesel non public service obligation (PSO).

Deputi Menko Perekonomian Bidang Pangan dan Agribisnis Musdalifah mengatakan, usulannya subsidi yang bakal diberikan kepada produsen biodiesel dibagi menjadi dua. Untuk penyaluran biodiesel PSO besaran subsidi yang diberikan sebesar Rp 4.000 per liter. Sementara untuk non PSO sebesar Rp 2.000 per liter.

Sekadar catatan, saat ini subsidi biodiesel hanya berlaku menggunakan sistem PSO. Besaran subsidi yang diberikan didasarkan pada Harga Index Pasar (HIP) biodiesel dengan Solar MOPS, sehingga fluktuatif.


Dengan skema baru ini, potensi biodiesel yang akan mendapat subsidi akan bertambah. Bila saat ini biodiesel yang mendapat subsidi mencapai 3 juta liter per tahun, dengan skema yang baru nanti akan bertambah menjadi sekitar 6 juta liter per tahun, atau bertambah sekitar 3 juta liter.

Untuk mematangkan usulan ini, saat ini masih dibahas intensif antar pemangku kepentingan yang terkait. Termasuk dengan ketersediaan anggaran untuk menutup subsidi ini. "Kebijakan itu dinamis tergantung kemampuan tapi kami komititmen," kata Musdalifah.

Sejak tahun 2015 diimplementasikan, kebijakan yang mewajibkan perusahaan yang melakukan ekspor wajib menyetorkan pungutan melalui Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit ini mulai terlihat dampaknya.

Sejak 2015 hingga awal tahun ini, dampak positif dari BPDP kelapa sawit mulai terlihat. Harga komoditas CPO yang pada pertengahan 2015 tercatat US$ 437 per ton, meningkat menjadi US$ 620 per ton, atau meningkat 42%.

"Dengan banyaknya nilai tambah yang dihasilkan BPDP kelapa sawit untuk Indonesia, khususnya industri kelapa sawit, maka keberlangsungan BPDP kelapa sawit sangat penting dilakukan," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Adapun beberapa program utama BPDP Kelapa Sawit ini adalah, subsidi biodiesel, replanting atau peremajaan perkebunan sawit, promosi, peningkatan SDM, riset dan pengembangan serta dana cadangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto