KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Standard Chartered Bank Indonesia memperkirakan ekonomi tahun ini tumbuh 5,2%, lebih tinggi dibanding proyeksi tahun 2017 yang sebesar 5,1%. Meski begitu, Standard Chartered melihat ekonomi masih dibayangi risiko, terutama dari sisi fiskal. Kepala Ekonom Standard Chartered Indonesia Aldian Aldian Taloputra mengatakan, pihaknya memperkirakan rata-rata harga minyak mentah internasional tahun ini akan tembus US$ 61 per barel. Sementara itu, pemerintah mematok asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$ 48 per barel dalam APBN 2018. Dengan kenaikan harga minyak tersebut, harga ritel bahan bakar minyak (BBM) saat ini diperkirakan lebih rendah 5%-10% dari harga keekonomiannya. Namun, demi menjaga daya beli masyarakat, pemerintah hanya akan menaikkan harga Pertamax dan Pertalite. Sementara harga BBM bersubsidi, yakni premium dan solar tak berubah.
Subsidi energi berpotensi bengkak Rp 30 triliun
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Standard Chartered Bank Indonesia memperkirakan ekonomi tahun ini tumbuh 5,2%, lebih tinggi dibanding proyeksi tahun 2017 yang sebesar 5,1%. Meski begitu, Standard Chartered melihat ekonomi masih dibayangi risiko, terutama dari sisi fiskal. Kepala Ekonom Standard Chartered Indonesia Aldian Aldian Taloputra mengatakan, pihaknya memperkirakan rata-rata harga minyak mentah internasional tahun ini akan tembus US$ 61 per barel. Sementara itu, pemerintah mematok asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$ 48 per barel dalam APBN 2018. Dengan kenaikan harga minyak tersebut, harga ritel bahan bakar minyak (BBM) saat ini diperkirakan lebih rendah 5%-10% dari harga keekonomiannya. Namun, demi menjaga daya beli masyarakat, pemerintah hanya akan menaikkan harga Pertamax dan Pertalite. Sementara harga BBM bersubsidi, yakni premium dan solar tak berubah.