JAKARTA. Wacana pemerintah untuk menggabungkan penyaluran subsidi listrik dengan program keluarga harapan (PKH) sepertinya harus dikaji lebih mendalam. Pasalnya, Perusahaan Listrik Negara (PLN) menilai penyaluran subsidi listrik akan lebih efektif bila diberikan dengan kartu tersendiri dan dipantau oleh PLN. Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir mengatakan, berdasarkan evaluasi PLN, selama ini subsidi listrik banyak yang tidak tepat sasaran. Mengutip data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jumlah masyarakat kurang mampu yang berhak mendapatkan subsidi hanya sekitar 15,7 juta keluarga sasaran. Tapi kini, jumlah penerima subsidi listrik mencapai 45 juta keluarga. "Kalau 46 juta itu artinya 190 juta jiwa, apa iya 80% rakyat Indonesia harus disubsidi listriknya?" kata Sofyan, akhir pekan lalu.
Subsidi listrik lebih efektif disalurkan terpisah
JAKARTA. Wacana pemerintah untuk menggabungkan penyaluran subsidi listrik dengan program keluarga harapan (PKH) sepertinya harus dikaji lebih mendalam. Pasalnya, Perusahaan Listrik Negara (PLN) menilai penyaluran subsidi listrik akan lebih efektif bila diberikan dengan kartu tersendiri dan dipantau oleh PLN. Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir mengatakan, berdasarkan evaluasi PLN, selama ini subsidi listrik banyak yang tidak tepat sasaran. Mengutip data Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jumlah masyarakat kurang mampu yang berhak mendapatkan subsidi hanya sekitar 15,7 juta keluarga sasaran. Tapi kini, jumlah penerima subsidi listrik mencapai 45 juta keluarga. "Kalau 46 juta itu artinya 190 juta jiwa, apa iya 80% rakyat Indonesia harus disubsidi listriknya?" kata Sofyan, akhir pekan lalu.