Sucofindo garap bisnis survei migas



JAKARTA. Perusahaan surveyor milik pemerintah, PT Superintending Company Of Indonesia (Suconfindo) menggandeng perusahaan swasta PT Gelombang Seismic Indonesia (GSI) untuk melakukan kerja sama operasi (KSO) survey seismik tiga dimensi (3D) guna mencari potensi minyak dan gas bumi (migas) di tanah air.

Director of Commercial I Sucofindo M. Heru Riza  mengatakan pihaknya dan PT GSI telah memenangkan tender survey seismik 3D atas Blok milik KSO Pertamina EP-Indrillco Hulu Energy Ltd di Musi Rawas, Sumatra Selatan. "Nilai proyeknya US$ 2,5 juta," ujar Heru, Rabu (1/10).

Rencananya, Sucindo dan GSI akan melakukan studi seismik 3D atas wilayah seluas 64 kilometer (km) persegi selama tiga bulan.  Kegiatan ini merupakan kali pertama yang dilakukan Sucofindo di bisnis studi seismik hulu migas. 


Sebagai gambaran, sejak tahun 1970-an, Sucofindo memang sudah bergerak dibidang migas tetapi hanya sebatas memberikan sertifikasi.

Saat ini Sucofindo, sudah memiliki teknologi seismik yang memadai dengan sumber daya manusia yang menguasai aspek teknis studi seismik ini. Apalagi pangsa pasar di bisnis seismik industri migas masih terbuka lebar dengan penguasaan asing mencapai 70%. Sebagai BUMN, Sucofindo berharap bisa mendapatkan porsi yang lebih besar.

Ke depan, Sucofindo akan mengejar proyek-proyek studi seismik dengan nilai yang lebih besar. Hingga akhir tahun ini bersama GSI, Sucofindo tengah mengincar dua sampai tiga proyek studi seismik di kontraktor lain. Untuk itu, manajemen akan mempersiapkan pendanaan dengan melakukan sinergi dengan BUMN lainnya di bidang perbankan. "Tujuanya agar tidak ada masalah soal pendanaan proyek," jelas dia.

Direktur PT Gelombang Seismic Indonesia Barita Sihombing menambahkan, langkah perusahaannya menggandeng Sucofindo merupakan strategi  untuk mengatasi keterbatasan dana investasi mengingat bisnis seismik ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Biaya besar ini untuk pengadaan peralatan. Selain itu, kerja sama dengan Sucofindo memungkinkan GSI turut  mendapatkan  perlindungan atau proteksi dari pemerintah.

"Kalau swasta murni ngomong ke pemerintah, jawabnya ngapain swasta minta diproteksi. Kalau BUMN minta diproteksi wajib dong ini perusahaan negara. Kalau BUMN diproteksi kita berimbas kita ikut terproteksi," jelas dia.

Hingga akhir tahun ini, GSI dan Sucofindo mengincar dua  tender proyek seismik 2D. Pertama proyek seismik 2D milik Puri Energi di Riau dan Kedua proyek seismik 2D milik Harpindo di Blok Lampung dengan nilai kedua proyek itu antara masing-masing sekitar US$3 juta–US$ 5 juta. 

Untuk tahun 2015, GSI dan Sucofindo masih menunggu komitmen dari kontraktor mengajukan rencana kerja dan program ke SKK Migas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto