Sucor Asset Mengelola Portofolio Reksadana Saham Secara Aktif Hingga Ungguli IHSG



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Reksadana saham mencatatkan kinerja apik sejak awal tahun 2022. 

Merujuk data Infovesta Utama, reksadana saham menguat 4,15% sejak awal tahun dan naik 1,87% secara bulanan.

Performa reksadana saham hanya kalah dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 


Sucor Asset Management merupakan salah satu manajer investasi yang mampu mengalahkan laju IHSG sejak awal tahun 2022 ini.

Investment Specialist Sucor Asset Management Toufan Yamin mengatakan berbagai reksadana saham Sucor Asset Management berhasil mencetak kinerja positif.

Baca Juga: Strategi MI Pengelola Reksadana Saham dengan Kinerja Terbaik

Kinerja Sucorinvest Equity Fund per Oktober 2022 mengalami kenaikan 17,80% dan Sucorinvest Maxi Fund mengalami kenaikan 14,57%.

Kenaikan ini melampaui kenaikan IHSG yang sebesar 7,86%. 

Sementara itu, Sucorinvest Sharia Equity Fund naik 5,49% sejak awal tahun, sedikit underperformed dibandingkan tolak ukur ISSI yang naik 9,90%. 

Toufan membocorkan strategi mengelola portofolio reksadana saham yakni tetap aktif menyesuaikan dengan siklus pasar dan bisnis.

Saat ini Sucorinvest Equity Fund berinvestasi pada penempatan minimum 60% portofolio di saham LQ45 dan dikelola dengan metode active-indexing.

"Sementara Sucorinvest Maxi Fund dan Sucorinvest Sharia Equity Fund menerapkan strategi high conviction pada saham small to medium cap untuk menggapai potensi pertumbuhan jangka panjang," 

Baca Juga: Wake Up Call: Antisipasi Bila Window Dressing Terjadi Lagi

Investment Specialist Sucor Asset Management Toufan Yamin mengatakan kepada Kontan.co.id, Selasa (8/11).  

Dalam jangka pendek strategi perusahaan adalah tetap berfokus melakukan active indexing di tengah volatilitas pasar.

Saham-saham pilihan Sucor AM adalah saham defensif seperti perbankan, telekomunikasi, konsumer dan mulai mengurangi porsi sektor komoditas terkait energi. 

Hal tersebut mengingat tren harga tinggi untuk komoditas akan mulai melandai seiring perbaikan rantai pasokan global dan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi global di tahun depan. 

Toufan menuturkan, hingga akhir tahun diyakini bahwa pengelolaan reksadana saham masih akan bertumbuh positif. 

Seiring perkiraan IHSG dapat mencapai level 7300-7500 di akhir tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli