Sudah 15 Bulan Bunga Acuan Bertahan Rendah, Kredit Hanya Tumbuh Tipis, Ini Kata OJK



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan, Bank Indonesia (BI) pada April 2022 tetap menahan suku bunga acuan sebesar 3,5%.

Suku bunga ini sudah bertahan selama 15 bulan. Terakhir kali BI menurunkan suku bunga pada Februari 2021. Yakni dari 3,75% menjadi 3,5%.

Rendahnya suku bunga ini tidak banyak mempengaruhi penyaluran kredit. Terbukti permintaan kredit tidak sensitif terhadap perubahan suku bunga. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan, penyaluran kredit per Desember 2020 menurun 2,41% menjadi Rp 5.482 triliun year on year (yoy).


Sedangkan per Desember 2021 penyaluran kredit sebesar Rp 5.769 triliun  atau tumbuh 5,24% yoy. Sedangkan di Januari 2022 menjadi Rp 5.709 triliun, turun 1,03%.

Tantangan utama saat ini adalah mendorong permintaan kredit dengan mengerahkan kebijakan yang ada. “Ketika suku bunga turun, belum tentu ramai-ramai ambil kredit. Demikian pula ketika suku bunga naik, tidak serta merta orang tidak ambil kredit. Ada faktor yang lebih penting, yaitu demand,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, dalam paparan daring, pekan ini.

Menurut Wimboh, sejak pandemi, permintaan kredit terjadi anomali. Perubahan suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan permintaan kredit. Ketika suku bunga sangat rendah, permintaan kredit tetap lemah karena ekonomi memang terpukul. "Kredit perbankan di Indonesia tidak sensitif terhadap interest rate, tapi lebih dipengaruhi oleh demand,” ujarnya.

Kendati suku bunga acuan mencapai level terendah sepanjang 2021, pertumbuhan kredit masih terbatas karena permintaannya yang menguat. “Orang dagang, tokonya tutup, mau ambil kredit buat apa meskipun bunga rendah,” ucapnya. Dan ada variabel lain yang mendorong kredit, yakni permintaan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ahmad Febrian