Sudah 160 dokter meninggal karena Covid-19, ini permintaan IDI ke masyarakat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng M Faqih menuturkan bahwa perang melawan pandemi Covid-19 masih belum berakhir dimana masih adanya kasus penambahan terinfeksi.

Daeng juga menyebut sudah ada 160 dokter yang gugur lantaran Covid-19 saat berjuang dalam penanganan pandemi. Belum lagi tenaga kesehatan lainnya seperti bidan, perawat, petugas laboratorium, dan lainnya.

Daeng juga menegaskan meski banyak tenaga kesehatan gugur saat berjuang melawan Covid-19, tidak menyurutkan tenaga kesehatan lainnya untuk terus bertugas.

"Kami tidak akan pantang mundur, tapi mohon sekali kepada lapisan masyarakat bantu kami untuk tidak memperberat situasi. Sekali lagi kami mohon, untuk tidak menambah kasus lebih besar, tidak menambah penularan lebih banyak," jelas Daeng saat Preskon Virtual Update Penanganan Covid-19 pada Minggu (15/11).

Baca Juga: Jangan kendor! Tetap terapkan protokol kesehatan saat ambil barang pesan antar

Ditekankan bawah tugas 3T (Testing, Tracing, Treatmen) memang ada di tenaga kesehatan, namun Daeng menekankan terkait pencegahan ada di tangan masyarakat sendiri. Oleh karena itu IDI meminta agar masyarakat dapat bergotong royong mencegah penyebaran Covid-19 seperti menghindari kerumunan.

"Garda terdepan bukan lagi petugas kesehatan, tapi seluruh elemen masyarakat. Dengan mencegah agar tidak tertular, hindarilah kegitan yang berpotensi penularan, seperti kerumuman. Akhir-akhir ini dengan kegiaran kerumuman penularan semakin banyak, dan banyak lagi nakes tertular. Kami mohon dari hati kami paling dalam untuk bersama, jangan hanya andalkan petugas kesehatan dan pemerintah, seluruh masyarakat harus andil," tegas Daeng.

Wakil Ketua PB IDI M. Adib Khumaidi menerangkan bahwa, per 10 November ada 159 dokter gugur lantaran terpapar Covid-19. "Kemudian antara 10 November hingga saat ini ada dua sampai tiga dokter meninggal dikarenakan Covid-19," ujar Adib.

Adib menekankan, dari lonjakan kasus positif sangat terpengaruh dari aktivitas masyarakat. Lonjakan kasus Covid-19 di masyarakat juga terdampak pada lonjakan kasus kematian dan kesakitan pada tenaga kesehatan. Sebelumnya pada Agustus lalu Adib menyatakan ada lonjakan kasus kematian pada tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, dan diharapkan hal itu tidak terulang kembali.

Baca Juga: Relawan di Brasil meninggal dunia, PB IDI: Belum tentu karena vaksin

"Lonjakan kasus salah satu faktornya adalah hal-hal yang berkaitan dengan mobilitas masyarakat, hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas yang kemudian berpotensi menjadi sumber penularan yaitu tidak jaga jarak dengan baik dan berkerumun," ungkap Adib.

Adib juga menegaskan bahwa tenaga kesehatan kini bukan lagi garda terdepan, masyarakatlah yang kini menjadi garda terdepan dalam pencegahan penyebaran Covid-19.

"Patuhi protokol 3M, itu akan turunkan penularan lebih dari 90%. Itu perlu jadi perhatian, perubahan perilaku pada masyarakat jadi poin penting. Garda terdepan adalah masyarakat. Perubahan perilaku terkait adaptasi kehidupan baru ini penting," jelas Adib.

Selanjutnya: Libatkan MUI dan BPOM, pemerintah ingin pastikan kehalalan vaksin corona

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli