JAKARTA. Sebanyak 17 pemudik meninggal dunia selama arus mudik Lebaran sejak 29 Juni hingga 5 Juli 2016 di wilayah Kabubaten Brebes, Jawa Tengah. Jumlah tersebut diperoleh dari data resmi Dinas Kesehatan dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Brebes yang dibenarkan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho. Data ini, lanjut Sutopo, telah dilaporkan Dinkes Brebes pada BPBD Brebes.
"Berdasarkan laporan, korban meninggal karena sakit sebelumnya, kelelahan, dan kecelakaan lalu lintas. Korban meninggal di tempat yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda juga," ujar Sutopo ketika dihubungi
Kompas.com, Kamis (7/7). Berikut data 17 pemudik yang meninggal selama arus mudik Lebaran 2016: 1. Satu orang tewas akibat kecelakaan sepeda motor pada 29 Juni 2016. 2. Satu orang asal Banyumas yang berusia 24 tahun tewas pada kecelakaan antara sepeda motor dan truk pada 30 Juni 2016. Motor menabrak truk yang sedang berhenti di depan RM Amanda, Kecamatan Paguyangan. Tindakan awal ditangani oleh Petugas Puskesmas Paguyangan, kemudian dirujuk ke RS menggunakan ambulans RSUD Bumiayu. 3. Okta Tri Utami (36). Kecelakaan mobil tunggal menabrak pohon. Kejadian pada 30 Juni 2016 pukul 16.15 di jalan alternatif Songgom-Larangan, Brebes. Tiga korban lainnya, yaitu M Irmansyah (39), Erni Rosita (19), dan Rio (2), mengalami luka-luka. 4. Taryona (39) meninggal tertabrak kereta di Mundu-Tanjung. Kejadian tanggal 1 Juli 2016. 5. Komar (40) meninggal ditabrak mobil pemudik di Karang Dempel. Pengemudi mobil melarikan diri. Terjadi pada tanggal 1 Juli 2016. 6. Khariri (40) meninggal karena tersetrum listrik. Petugas yang menangani dari Puskesmas Kecipir. Kejadian tanggal 2 Juli 2016. 7. Azizah (1) asal Kutoarjo. Korban meninggal karena keracunan CO2 setelah terjebak macet dalam mobil selama 6 jam dan kondisi AC menyala. Azizah meninggal dalam perjalanan ke puskesmas. Kejadian tanggal 3 Juli 2016. 8. Yuni Yati asal Magelang meninggal karena sakit berat dirujuk ke Rumah Sakit Bhakti Asih. Kejadian tanggal 3 Juli 2016. 9. Turinah (53) asal Kebumen meninggal di RM Minang Karangbale. Kejadian tanggal 3 Juli 2016 pukul 16.00 WIB. 10. Sundari (58) asal Purworejo. Penyebab kematian suspec decom cordis. Meninggal di bus Pahala Kencana yang terjebak macet. Kejadian pada 4 Juli 2016. 11. Susyani (36) asal Cibinong, Bogor, meninggal saat turun dari Bus Rosalia Indah karena pusing terjebak kemacetan di Jalan Karangbale, Larangan. Kejadian tanggal 4 Juli 2016 pukul 18.30 WIB. 12. Sariyem (45) asal Banyumas. Korban diturunkan dari bus travel di klinik dr Desy Wanacala karena pingsan kelelahan lalu meninggal. Jenazah diantar menggunakan mobil jenazah dari RSUD Soeselo Slawi ke Banyumas. Kejadian tanggal 4 Juli 2016. 13. Suharyati (50). Kejadian tanggal 4 Juli pukul 23.00 WIB. Meninggal di tempat saat turun dari bus Sumber Alam karena terjebak kemacetan di Jalan Karangbale Larangan. 14. Poniatun (46) asal Madureso, Kebumen. Kejadian tanggal 4 Juli 2016 pukul 20.00 WIB. Pemudik turun dari bus Zaki Trans di Rumah Makan Mustika Indah, Ciregol, Tonjong. Jenazah sudah dibawa menuju Kebumen dengan menggunakan ambulans. 15. Rizaldi Wibowo (17) asal Kendal meninggal di dalam bus. Kejadian tanggal 5 Juli 2016 pukul 06.30 WIB. 16. Suhartiningsih (49) asal Jakarta meninggal dalam mobil pribadi. Korban dibawa ke Puskesmas Larangan. Kejadian tanggal 5 Juli 2016 pukul 06.30 WIB. 17. Sumiatun (67) asal Pademangan Serpong, Tangerang, meninggal dunia di dalam bus. Lokasi di Dukuh Siramin, Desa Slatri. Dirujuk ke RSUD Brebes. Kejadian tanggal 5 Juli 2016. (Baca juga: Soal 12 Orang Meninggal Akibat Kemacetan di Jalan Tol, Ini Kata Jonan)
Sementara itu, Kepala Pusat Krisis Kemenkes RI Achmad Yurianto melalui keterangan tertulisnya menjelaskan bahwa terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan para korban meninggal dunia. "Kelelahan dan kekurangan cairan dapat berdampak fatal, terutama untuk kelompok rentan seperti anak-anak, orangtua, dan mereka yang memiliki penyakit kronis (hipertensi, diabetes, atau jantung)," ujar Yurianto. "Ditambah kondisi kabin kendaraan yang kecil, tertutup, dan pemakaian AC yang terus-menerus. Hal ini akan menurunkan kadar oksigen dan meningkatkan CO2," tambah dia. (Kristian Erdianto) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia