Sudah anjlok 12,72% sejak awal tahun, bagaimana valuasi IHSG saat ini?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada perdagangan Jumat (6/3), Indeks Harga Saham Gabungan kembali ditutup melemah 2,48% ke level 5.498,540. Pelemahan ini sekaligus menggenapi pergerakan IHSG yang sejak awal tahun sudah ambles 12,72%.

Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia mengatakan, salah satu pendorong turunnya IHSG sejak awal tahun disebabkan oleh kekhawatiran pasar akibat mewabahnya virus corona (Covid-19). Namun, hikmah di balik penurunan ini adalah valuasi indeks dalam negeri menjadi semakin menarik dengan valuasi yang dinilai cukup murah.

Salah satu acuan untuk mengukur valuasi indeks adalah dengan mengukur Price to Earning Ratio (PER).


Baca Juga: IHSG jatuh dalam, ini kriteria saham-saham yang dilirik dana pensiun

Catherina melanjutkan, prediksi hingga akhir 2020 (PE20) IHSG hanya akan sebesar 13 kali atau lebih rendah dari rata-rata PER dalam tiga tahun terakhir yakni 15 kali. Dus, Catherina menilai ini merupakan waktu yang tepat bagi investor untuk menyusun portofolio investasi terutama untuk jangka panjang.

Mengacu data perdagangan Jumat (6/3), IHSG diperdagangkan dengan PER sebesar 15,47 kali dengan Weighted Average PER 17,44 kali.

“Valuasi yang murah, dividen yield yang tinggi, serta pemulihan kinerja pada semester kedua 2020 menjadikan momentum penurunan ini menjadi kesempatan yang sangat baik untuk akumulasi terutama investasi dengan horizon jangka panjang,” ujar Catherina kepada Kontan.co.id.

Baca Juga: Commonwealth berbagi strategi investasi di tengah penurunan IHSG

Senada, Analis OSO Sekuritas Sukarno Alatas menilai saat ini valuasi IHSG tergolong sudah cukup murah. Namun, bila dibandingkan dengan PER beberapa indeks di regional Asia, PER IHSG sedikit lebih mahal. Misal, dengan Indeks Hangseng (Hong Kong) yang memiliki PER 10,95 kali dan Indeks Strait Times (Singapura) dengan PER 11,32 kali.

“Artinya, valuasi IHSG sekarang sudah tergolong diskon atau tidak mahal,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Jumat (6/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari