Sudah Dua Tahun, Pembangunan Jalan Tol Mandek



JAKARTA. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) sudah gerah. Pasalnya, rencana pembangunan jalan tol, baik trans Jawa maupun non trans Jawa yang sudah dimulai sejak 2006, belum ada tanda-tanda selesai. Bahkan dari 21 proyek ruas tol yang ada, baru empat ruas saja yang menunjukan perkembangan yang baik. Itu artinya, baru sekitar 75 kilometer (km) saja yang sudah menunjukkan progres dari 769 km rencana pembangunannya.

Keempat ruas yang berjalan itu adalah Kanci-Pejagan, Semarang-Solo, Bogor Ring Road dan JORR W1. Sementara, sebanyak lima ruas lainnya sedang dalam persiapan Pengiusahaan Perjanjian Jalan Tol (PPJT). Sedangkan 12 ruas atau sekitar 525 km masih dalam proses tender. “Ini pun proses tendernya sudah terlambat dua tahun dan yang sedang PPJT pun hingga kini belum juga diiteken,” kata Kepala BPJT Nurdin Manurung, dalam rapat dengar pendapat di Komisi V DPR, Selasa (24/2) di Jakarta.

Akibat dari keterlambatan ini nilai kelayakan proyek menjadi turun. Tentu saja para pemegang ruas jalan tol ini melakukan review bussines plan mereka. Ini terkait dengan kemampuan para finansial mereka sendiri. Malah ada satu ruas yang tanahnya sudah bebas di 2006, seperti di JORR WI, hingga kini belum juga dimulai konstruksinya. “Ini karena mereka belum juga mendapatkan pencairan kredit dari bank,” tandasnya.


Untuk mempercepat pembangunan jalan tol tersebut, BPJT menyiapkan beberapa opsi utama. Opsi itu dibagi ke dalam dua bagian. Opsi pertama, menyelesaikan masalah yang terjadi di seputar PPJT. Dan kedua adalah opsi untuk menyelesaikan masalah di seputar masalah tender.

Sementara itu, Presiden Direktur Bakrieland Development Hieramsyah Thaib bilang, Bakrie masih tetap konsisten untuk membangun ruas jalan tol. Buktinya, pembangunan Kanci Pejagan diharapkan akan selesai sebelum musim Lebaran nanti. “Saat ini, kami terus mengebut pengerjaannya,” tandasnya.

Sementara untuk ruas tol yang lain sepertii Ciawi-Sukabumi dan Pasuruan-Probolinggo juga masih berlanjut. Apalagi mereka mengklaim tidak menemukan kendala di dalam masalah pembebasan tanah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie