KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru saja melaporkan kerugian bersih akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menghadapi masalah lain. Serious Fraud Office (SFO), komisi pemberantasan korupsi Inggris, mengumumkan telah memulai penyelidikan terkait kasus dugaan korupsi Bombardier dan maskapai Garuda Indonesia. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pihaknya menghormati proses hukum yang tengah berjalan sehubungan dengan dugaan suap kontrak penjualan pesawat Bombardier pada periode tahun 2012 lalu. “Garuda Indonesia juga secara aktif akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak berwenang guna memastikan dukungan penuh atas upaya penegakan hukum kasus tersebut,” ungkap Irfan dalam siaran pers, Jumat (6/11). Dari sisi kinerja, Garuda Indonesia memperoleh pendapatan sebesar US$ 1,14 miliar hingga kuartal ketiga tahun ini. Pendapatan tersebut anjlok 67,79% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 3,54 miliar. Penurunan kinerja ini sejalan dengan menyusutnya jumlah penumpang pada sembilan bulan pertama tahun ini. Hingga akhir September, GIAA mencatat kerugian bersih US$ 1,07 miliar.
Sudah jatuh tertimpa tangga, ini rekomendasi saham Garuda (GIAA)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru saja melaporkan kerugian bersih akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menghadapi masalah lain. Serious Fraud Office (SFO), komisi pemberantasan korupsi Inggris, mengumumkan telah memulai penyelidikan terkait kasus dugaan korupsi Bombardier dan maskapai Garuda Indonesia. Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pihaknya menghormati proses hukum yang tengah berjalan sehubungan dengan dugaan suap kontrak penjualan pesawat Bombardier pada periode tahun 2012 lalu. “Garuda Indonesia juga secara aktif akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak berwenang guna memastikan dukungan penuh atas upaya penegakan hukum kasus tersebut,” ungkap Irfan dalam siaran pers, Jumat (6/11). Dari sisi kinerja, Garuda Indonesia memperoleh pendapatan sebesar US$ 1,14 miliar hingga kuartal ketiga tahun ini. Pendapatan tersebut anjlok 67,79% dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 3,54 miliar. Penurunan kinerja ini sejalan dengan menyusutnya jumlah penumpang pada sembilan bulan pertama tahun ini. Hingga akhir September, GIAA mencatat kerugian bersih US$ 1,07 miliar.