KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekspansi PT Kalbe Farma Tbk (
KLBF) di Myanmar terganggu. Gangguan berasal dari kudeta militer yang tengah terjadi di negara tersebut. Asal tahu saja, sudah sejak beberapa waktu lalu,
KLBF mendirikan Kalbe Myanmar Company Ltd. (KMC). Entitas ini didirikan untuk memproduksi produk farmasi di Myanmar. Sejauh ini,
KLBF telah berinvestasi Rp 283,35 miliar untuk membangun pabrik yang nantinya beroperasi di bawah bendera KMC. Fasilitas produksi ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2022.
Namun, pada awal Februari lalu, terjadi kudeta militer di Myanmar. Buntut dari aksi ini, pemerintah Myanmar mengumumkan negara dalam keadaan darurat selama satu tahun. Dalam laporan keuangan
KLBF yang belum lama ini dirilis, keadaan tersebut telah menimbulkan ketidakpastian signifikan atas perkembangan politik dan ekonomi di Myanmar. Risiko operasi di negara ini juga semakin meningkat menyusul semakin meluasnya kerusuhan yang mengakibatkan kekacauan dunia usaha.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) yakin kinerja bisnisnya akan meningkat di tahun 2021 Tidak menutup kemungkinan, dunia internasional bakal mengenakan sanksi kepada Myanmar. Kondisi ini menimbulkan ketidakpastian lanjutan yang juga bakal merugikan KMC. KLBF , anggota indeks
Kompas100 ini, terus memantau dengan seksama kondisi tersebut. Namun, melihat kekacauan yang tengah terjadi, sulit untuk mengukur secara layak seberapa besar dampak dari kondisi di Myanmar. Jika situasi terus memburuk, tidak menutup kemungkinan proyek
KLBF melalui KMC bakal menjadi subjek penurunan nilai atawa depresiasi untuk laporan keuangan setelah periode tahun buku 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari