KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Catatan Kontan menunjukkan, sudah ada lima saham yang telah
delisting dari Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Teranyar, BEI resmi menghapus pencatatan efek PT Cakra Mineral Tbk (
CKRA) pada hari ini, Jumat (28/8). Cakra Mineral menjadi emiten kelima yang hengkang dari papan BEI tahun ini.
Delisting ini mempertimbangkan ketentuan pada Peraturan Bursa Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (
Delisting) dan Pencatatan Kembali (
Relisting) Saham di Bursa. Penghapusan pencatatan saham CKRA mempertimbangkan kondisi atau peristiwa yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha Perusahaan Tercatat, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka, dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.
Penghapusan juga dilakukan dengan mempertimbangkan suspensi saham yang dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai, serta hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir.
Baca Juga: Saham Cakra Mineral (CKRA) akan delisting dari BEI pekan depan Berikut lima saham yang telah
delisting dari BEI tahun ini:
- Borneo Lumbung Energi & Metal delisting 20 Januari 2020
- Leo Investment delisting 23 Januari 2020
- Arpeni Pratama Ocean Line delisting 6 April 2020
- Danayasa Arthatama delisting 20 April 2020
- Cakra Mineral delisting 28 Agustus 2020
Dari lima perusahaan tersebut, hanya Danayasa Arthatama yang
delisting secara sukarela alias atas kemauan sendiri.
Baca Juga: Merck Sharp Dohme Pharma (SCPI) dalam proses go private, ini progresnya Cakra Mineral yang bergerak di bidang investasi pada perusahaan pertambangan terutama bijih besi ini mencatatkan saham perdana di BEI pada 19 Mei 1999. Harga perdana saham CKRA saat itu adalah Rp 250 per saham. Per 30 Juni 2020, pemegang saham terbesar CKRA adalah Redstone Resources Pte Ltd yakni sebesar 74,04%. Pemegang saham lainnya adalah Interventures Capital Pte Ltd sebesar 17,82%. Sedangkan masyarakat dengan kepemilikan kurang dari 5% memiliki 8,14% saham CKRA. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie