KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar modal Indonesia saat ini belum optimal. Hingga Jumat (10/5) pukul 11.05 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,64%. Sejak awal tahun, IHSG tergerus 0,62% di tengah mayoritas kenaikan bursa Asia. Perang dagang yang memanas serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di luar ekspektasi jadi faktor pemberat IHSG. Kendati demikian, saham sektor keuangan termasuk yang cukup solid. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Kamis (9/5), indeks sektor keuangan masih dapat naik 5,94% sejak awal tahun. Melihat kondisi tersebut, Wijen Pontus, analis Royal Investium Sekuritas mengatakan, saham sektor keuangan khususnya perbankan masih rawan terkoreksi. Secara valuasi saham perbankan sudah termasuk mahal. “Saham bank sudah mahal. Return on investment (ROI) bank jadi pertimbangan. Malah BBRI ROI-nya turun,” ujar Wijen kepada Kontan.co.id, Jumat (10/5).
Sudah mahal, saham bank rawan terkoreksi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar modal Indonesia saat ini belum optimal. Hingga Jumat (10/5) pukul 11.05 WIB, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 2,64%. Sejak awal tahun, IHSG tergerus 0,62% di tengah mayoritas kenaikan bursa Asia. Perang dagang yang memanas serta pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di luar ekspektasi jadi faktor pemberat IHSG. Kendati demikian, saham sektor keuangan termasuk yang cukup solid. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) per Kamis (9/5), indeks sektor keuangan masih dapat naik 5,94% sejak awal tahun. Melihat kondisi tersebut, Wijen Pontus, analis Royal Investium Sekuritas mengatakan, saham sektor keuangan khususnya perbankan masih rawan terkoreksi. Secara valuasi saham perbankan sudah termasuk mahal. “Saham bank sudah mahal. Return on investment (ROI) bank jadi pertimbangan. Malah BBRI ROI-nya turun,” ujar Wijen kepada Kontan.co.id, Jumat (10/5).